KHOTBAH

Khotbah Iduladha KH Muhyiddin Junaidi: Keteladanan Nabi Ibrahim AS dalam Memimpin Umatnya

Alhamdulillah kini kita sudah berada di penghujung tahun 1443 H dan segera menyongsong tahun baru 1444 H. Adalah sebuah tradisi bagi umat Islam di dunia yang dijunjung tinggi adalah melepas tahun lama dengan ibadah ritual berdimensi sosial dan kultural yang tinggi dan mengawalinya juga dengan ibadah puasa sunnah Muharram. Pada bulan itu terjadi begitu banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam yang perlu dilestarikan.

Setiap kali datangnya bulan haji umat Islam diingatkan lagi tentang sejarah Nabi Ibrahim AS, sosok pemimpin umat manusia yang sangat penomenal, kharismatik dan memilki integritas tinggi dalam menegakan keadilan dan kebenaran. Monoloyalitas tinggi terhadap perjuangan menghantarkannya berhak mendapatkan titel Khalilullah, kekasih Allah. Kini 2/3 penduduk dunia adalah pengikut ajaran beliau dengan nama Abrahamic faith, Millah Ibrahim. Umat Islam sebagi pengikut terbesar ajaran beliau tetap mengamalkan, memperjuangkan dan melestarikan tradisi beliau sebagai bagian yang integral dari ajaran Islam.

Begitu banyak pelajaran penting dari perjuangan Beliau yang harus ditumbuh kembangkan oleh umat manusia. Beliau adalah terkenal sebagai pemimpin yang gigih, tegas, siap menanggung resiko perjuangan dan konsisten dalam mempertahankan akidah. 69 kali nama Beliau diabadikan dalam Al-Qur’an adalah bukti bahwa perjalanan hidupnya sarat dengan nilai, pelajaran dan pegangan hidup bagi umat manusia sepanjang zaman.

Kegigihan dalam mempertahankan akidah monoteisme memaksa para petinggi wihara untuk melemparkan Beliau ke bara api sebagai bentuk siksaan. Itulah sekelumit resiko yang harus diterima oleh setiap pejuang kebenaran. Ia bukan hanya tipe pemimpin yang berorientasi amar makruf saja, tapi juga tegar dalam mengamalkan nahi munkar yang tentu penuh resiko tinggi terhadap jiwa raganya.

Allah berfirman: “Sesungguhnya bagi kamu ada suri teladan yang baik pada nabi Ibrahim dan orang orang yang menyertainya.” (QS Al Mumtahanah 6)

Ini dapat dipahami bahwa umat Islam seharusnya menjadikan Ibrahim dan para nabi dari keturunannya sebagai pemimpin dan figur sentral dalam memimpin umat. Kunci keberhasilan dan kesuksesan dalam memimpin melekat pada kepribadian mereka. Baik pemimpin dari sekala yang kecil, moderat dan besar membutuhkan jiwa dan talenta kepemimpinan yang berdimensi vertikal dan horizontal. Ketauladanan menjadi faktor kunci bagi seorang leader dan manager. Ia telah memberikan contoh nyata bagi umat manusia agar konsisten mengikuti jejaknya jika ingin mewarisi kepemimpinan ideal, kepemimpinan yang berdimensi vertikal dengan sandaran yang kokoh kepada Allah dan orientasi pengabdian horizontal dengan pelayanan maksimal kepada manusia.

Sebagai founding father of messangers, Beliau telah begitu berjasa meletakkan fondasi leadership dan managment yang kokoh agar manusia tetap mengutamakan hukum Allah dan tidak mudah terpengaruh dengan teori atau pemikiran manusia. Para nabi dan rasul seharusnya menjadi idola dan panutan dalam segala hal. Prophetik leader dijamin mampu menciptakan kedamaian, keberkahan, kesejahteraan, keadilan dan kemajuan bagi umat manusia. Sebaliknya kepemimpinan dengan orientasi kekuasaan hanya akan mendatangkan permusuhan, pertengkaran, kerakusan, kesengsaraan, kediktatoran dan kebangkrutan moral.

Para ulama menilai bahwa kunci keberhasilan Nabi Ibrahim dalam memimpin umat manusia antara lain

  1. Memiliki perencanaan yang matang

Planning adalah pra syarat bagi kesuksekan setiap pekerjaan, karena ia meliputi niat (tujuan/goal), sasaran yang akan diraih, tahapan dan tantangan yang dihadapi. Allah berfirman:

Wahai orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan hendaknya membuat perencanaan tentang apa yang hendak kamu lakukan esok hari ,bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah amat mengetahui apa yang kamu lakukan

Perencanaan yang baik secara umum akan mendatangkan hasil yang memuaskan.Nabi Ibrahim telah punya peta da’wah sejak beliau masih berada di Mesopotamia/Iraq saat ini. Terlahir di keluarga seniman pembuat patung, ia terus berupaya meyakinkan orang tua dan masyarakat agar merubah pola pikir dan bertanya kepada diri masing-masing tentang manfaat patung bagi kehidupan mereka.

Sikap beliau menghancurkan semua patung dengan menyisakan yang paling besar adalah sebuah perencanaan yang hebat. Seandainya patung-patung bisa mendatangkan manfaat, tanyakanlah kepada patung yang paling besar tentang siapa pelaku utama yang menghancurkan semua patung. Rencana strategis mutlak dibutuhkan oleh umat Islam Indonesia sebagai wujud dari pengamalan syukur nikmat. Dengan demikian sumber daya alam (SDA) yang melimpah ruah bisa diekplorasi demi kesejahteraan masyarakat. Bahkan Allah melipatgandakan nikmatNya bagi mereka yang pandai kekayaan alam untuk kebaikan manusia.

1 2 3 4 5 6Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button