NASIONAL

Komunisme Menurut Gus Baha’: Lihat Ajarannya, Jangan Sejarahnya

Jakarta (SI Online) – Rais Syuriah PBNU, KH Ahmad Bahauddin Noersalim atau akrab dengan panggilan Gus Baha’, memberikan panduan bagi umat Islam, terutama kalangan santri, untuk menilai sebuah gerakan atau aliran.

Gus Baha’ menyampaikan hal itu dalam sebuah kajian Tafsir Jalalain yang membahas Surat Ar-Ruum ayat 33-38 yang potongannya diunggah saluran Youtube Sekolah Akhirat dengan durasi 11 menit 8 detik.

Awalnya, Gus Baha’ membahas tentang jihad. Lalu, berkembang menjadi jihad lawan komunis dan bagaimana menilai komunisme.

“Saya mau terangkan (soal komunisme). Awas kalau tidak paham,” kata Gus Baha’ kepada para santri yang mengikuti pengajiannya.

Baca juga: Ketua Panja RUU HIP Bukan Ribka Tjiptaning, tapi Rieke Diah Pitaloka

“Kamu jangan jadi LSM yang terjebak isu pemutarbalikan sejarah. Misalnya begini: wah itu dulu (PKI) hanya ciptaan Orde Baru, sebetulnya kejadiannya tidak begitu. Sejarah itu (memang) bisa dibolak-balik. Oke sejarah memang bisa dibolak-balik, tetapi, kita harus ikuti yang resmi, karena Islam itu tidak mau ribet,” jelas Pengasuh Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA, Kragan, Narukan, Rembang, Jawa Tengah ini.

Bagi Gus Baha, baik kaum komunis itu menjadi korban dari kekerasan pemerintah atau tidak, tetap saja segala sesuatu yang mengajarkan masyarakat untuk tidak percaya kepada Tuhan itu salah. Apalagi Islam harus meyakini Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang wajib disembah.

“Simak dengan serius. Ini fatwa saya. Sampai saya bertemu Allah SWT, fatwa saya tetap seperti ini. Yang terpenting dalam akidah Islam, kamu membenarkan satu ormas atau satu organisasi politik atau satu gerakan apa saja, cek itu dari ajarannya apa? Tidak penting sejarah,” kata Gus Baha’.

“Menurut ajaran Islam, kalau orang mengajak kepada komunisme, mengajak ateisme, tidak bertuhan, itu pasti ajaran yang salah. Meskipun, orang itu berperadaban secara benar, meskipun orang itu berposisi terzalimi,” jelas Gus Baha.

Baca juga: Habib Rizieq Syihab: Tujuh Sebab Rakyat Indonesia Harus Tolak RUU HIP

“Misalnya ada orang yang dizalimi, kemudian mengajarkan komunisme hanya karena dizalimi, ini berbahaya. Biasanya orang-orang LSM tertentu kemudian simpati, kalau sudah simpati, membenarkan. Kamu tidak perlu ikut seperti itu. Kalau ajarannya salah, ya salah. Baik orang (komunis) itu terzalimi atau tidak,” tegasnya.

Sekarang, lanjut murid kesayangan almaghfurlah KH Maimoen Zubair ini, kaum komunis (PKI), baik itu terzalimi atau tidak, ajarannya tetap salah, karena mengajak tidak bertuhan.

“Sekarang ini, umat Islam yang imannya pas-pasan, digiring untuk simpati atau berempati kepada komunis karena seakan-akan mereka itu korban. Paham? Awas kalau tidak paham,” tandas Gus Baha’.

Berikut potongan video ceramah Gus Baha:

red: shodiq ramadhan

Artikel Terkait

Back to top button