Krisis Rohingya: Bagaimana Respons Kaum Muslimin yang Seharusnya?
Lalu, Bagaimanakah Respons Umat yang Seharusnya?
Rasulullah Saw bersabda, “Perumpamaan kaum Mukmin dalam hal saling mencintai dan saling menyantuni di antara mereka adalah laksana satu tubuh. Jika satu bagian dari tubuh itu menderita sakit maka seluruh badan turut merasakan sakitnya dengan tidak bisa tidur dan demam,” (HR Muslim).
Dari hadis yang disampaikan, sudah seharusnya umat Muslim memberikan pertolongan kepada saudaranya yang berada dalam kesulitan apalagi sedang mencari perlindungan. Bukannya bersikap netral, apalagi memboikot segala bantuan untuk mereka. Sudah saatnya umat Muslim untuk bersatu, menghilangkan batas-batas nation state, dan fokus untuk menyelesaikan akar permasalahan.
Sumbangsih kolonialisme Inggris yang menyebabkan nasionalisme tumbuh di masyarakat Burma rupanya berhasil menyebabkan munculnya xenofobia (kebencian terhadap bangsa asing) di sana.
Padahal, nasionalisme adalah salah satu jenis sifat ashabiyah (fanatisme kelompok) yang diharamkan oleh Nabi Saw.
Akibat nasionalisme, masyarakat Rohingya hingga saat ini tidak memiliki kewarganegaraan sehingga kehidupannya seperti terkatung-katung dan jauh dari kata perlindungan. ASEAN dan PBB sebagai badan hukum internasional pun gagal menyelesaikan permasalahan ini. []
Maulida Putri Awaliyah, Mahasiswa Universitas Indonesia