NUIM HIDAYAT

Makna Idulfitri

Maka lihatlah di internet ramai orang menyiarkan agamanya dengan berbagai cara. Banyak mualaf yang menceritakan pengalamannya yang membahagiakan ketika masuk Islam. Tapi di sisi lain ada juga orang yang murtad dari Islam menceritakan kelemahan-kelemahan Islam.

Karena itu, dalam kondisi dimana informasi bebas berkeliaran, kaum Muslim tidak perlu panik. Kaum Muslim harus menyajikan nilai-nilai Islam dengan seindah-indahnya, agar kaum , Muslim tertarik pada Islam. Kita melihat misalnya bagaimana kisah mualaf pakar matematika dari Amerika, Prof Jeffry Lang, mendapat sambutan yang luas dari para pembaca/penonton Youtube. Begitu juga kisah masuk Islam Deddy Corbuizer, Roger Danuarta, Christian Sugiono dan lain-lain.

Para mualaf itu telah kembali ke fitrahnya sebagai manusia. Kita bersyukur kepada Allah banyaknya fenomena seperti ini. Maknanya bahwa dakwah yang disampaikan oleh para dai, penulis, kiai, intelektual Islam dan lain-lain, mendapat sambutan dan ‘antusias’ yang luas di masyarakat.

Di zaman peperangan gagasan  –bukan peperangan senjata/fisik- ini kita yakin bahwa Islam akan menang. Karena Al-Qur’an –pedoman umat Islam- adalah satu-satunya kitab suci yang tidak ada tandingannya. Kitab yang dikatakan suci oleh agama lain, ternyata terbukti tidak suci, karena sudah banyak campur tangan manusia. Seperti Bibel pegangan kaum Nasrani dan Talmud pegangan kaum Yahudi.

Al-Qur’an mengingatkan,

هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖۙ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ

“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” (QS at Taubah 33 dan ash Shaf 9)

هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖ ۗوَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا

“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” (QS al Fath 28)

Al-Qur’an juga mengingatkan bahwa pemikiran manusia yang baik atau bermanfaat bagi manusia lain, akan tegak di bumi. Sedangkan pemikiran yang salah, bengkok atau mubazir akan hilang di muka bumi. Allah SWT mengingatkan,

“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah ia (air) di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti (buih arus) itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang yang benar dan yang batil. Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya; tetapi yang bermanfaat bagi manusia, akan tetap ada di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan.” (QS ar Ra’d 17)

Walhasil, bila ditanya seberapa besar nilai Islam di diri kita? Al-Qur’an menyebut nilai Islam di diri kita itu nilainya lebih dari emas sepenuh bumi. Maknanya nilai Islam itu adalah nilai nyawa kita. Maka jangan heran dalam hukum Islam, mereka yang murtad itu hukumannya adalah hukum bunuh (setelah diingatkan oleh hakim sekitar tiga hari untuk masuk Islam kembali). Karena orang yang melepas Islam dari tubuhnya, sama dengan telah melepas nyawanya.  Melepas Islam, juga berarti ia telah melepas pemikiran-pemikiran yang mulia ke pemikiran-pemikiran yang rendah. Melepas dari makhluk yang sangat mulia, menjadi makhluk yang yang sangat hina, makhluk yang lebih rendah dari binatang.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button