OPINI

Masjid sebagai Pusat Kampus dan Peradaban

Masjid merupakan tempat ibadah utama bagi umat Muslim, umat islam berkewajiban memakmurkan masjid. “Sesungguhnya yang (pantas) memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, mendirikan salat, menunaikan zakat, serta tidak takut (kepada siapa pun) selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah: 18).

Namun dalam konteks kampus, masjid memiliki peran yang jauh lebih luas dan mendalam. Selain sebagai tempat beribadah, masjid juga dapat menjadi pusat kegiatan yang mengintegrasikan aspek spiritual, sosial, akademik, dan kemahasiswaan. Untuk itu, masjid di kampus dapat dijadikan sebagai pusat yang menghubungkan berbagai kegiatan akademik dan sosial kemasyarakatan dengan membangun sinergi dan kolaborasi antara pimpinan kampus, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan masyarakat sekitar.

Karena masjid kampus memiliki peran strategis sebagai pusat yang dapat berkontribusi dalam kemajuan berbagai aspek kehidupan kampus dan masyarakat sehingga peranannya dalam menciptakan peradaban yang maju dan unggul. Ada beberapa hal penting yang menjadi perhatian supaya tujuan tersebut tercapai, diantaranya:

Pertama, Komitmen Pimpinan Kampus. Komitmen pimpinan kampus terhadap masjid di kampus sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan optimalisasi fungsi masjid. Pimpinan kampus berperan dalam menyediakan fasilitas yang memadai dan memberikan dukungan penuh terhadap berbagai kegiatan yang diadakan di masjid.

Komitmen ini tidak hanya terlihat dari segi anggaran dan perawatan masjid, tetapi juga dalam bentuk kebijakan yang mendukung peran masjid sebagai tempat yang tidak hanya digunakan untuk beribadah, tetapi juga untuk mengembangkan potensi mahasiswa. Dengan adanya komitmen dari pimpinan kampus, masjid dapat berkembang sebagai pusat kegiatan yang mengintegrasikan berbagai aspek kehidupan kampus, mulai dari pendidikan, dakwah sehingga sosial kemasyarakatan.

Kedua, Pusat Ibadah. Masjid sebagai pusat ibadah merupakan fungsi utama yang tidak bisa diabaikan. Bagi mahasiswa Muslim, masjid di kampus menjadi tempat utama untuk melaksanakan ibadah sehari-hari, baik itu salat wajib maupun salat sunnah. Di masjid, mahasiswa dan seluruh warga kampus dapat menemukan ketenangan batin dan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, yang dapat menjadi sumber energi positif bagi mereka dalam menjalani aktivitas akademik.

Selain itu, masjid juga menjadi tempat untuk mengajarkan nilai-nilai keislaman kepada mahasiswa, seperti melalui pengajaran Al-Qur’an, kajian agama, dan pelaksanaan ibadah bersama. Akan menjadi pemandangan yang sangat indah jika setiap masuk waktu shalat semua warga kampus bersama-sama hadir ke masjid dan beribadah bersama-sama, tentu akan menguatkan soliditas seluruh elemen kampus yang berbasis ukhuwah Islamiyah. Dalam konteks ini, masjid di kampus memainkan peran vital dalam menjaga spiritualitas mahasiswa dan seluruh warga kampus di tengah-tengah rutinitas akademik dan berbagai kegiatan yang padat.

Ketiga, Pusat Manajemen dan Administrasi Kampus. Masjid juga dapat berperan sebagai pusat manajemen dan administrasi kampus, baik yang berkaitan dengan akademik, kegiatan mahasiswa, dakwah, dan sosial kemasyarakatan, pengelolaan sumber daya, juga bidang kerjasama dan inovasi. Beberapa kampus telah berupaya menjadikan masjid sebagai pusat Manajemen dan Administrasi, salah satunya ialah Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor telah melangkah lebih jauh dengan memindahkan rektorat sebagai pusat Manajemen dan Administrasi di lingkungan masjid, tepatnya pada tanggal 8 Februari 2024/27 Rajab 1445H.

Keempat, Pusat Kegiatan Kemahasiswaan, Dakwah, dan Masyarakat. Masjid di kampus juga berfungsi sebagai pusat kegiatan kemahasiswaan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. Di masjid, mahasiswa tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga dapat terlibat dalam berbagai kegiatan sosial yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan seperti penggalangan dana, bakti sosial, pengabdian kepada masyarakat sehingga penyuluhan kepada masyarakat dapat difasilitasi atau diawali melalui masjid kampus.

Lebih jauh lagi, masjid dapat menjadi wadah untuk dakwah yang mengedepankan nilai-nilai tauhid dan kebaikan, serta memperkenalkan mahasiswa pada khazanah pemikiran dalam Islam klasik dan kontemporer. Dalam kegiatan dakwah, mahasiswa dilibatkan dalam proses kaderisasi da’i. Dengan cara dilatih untuk menjadi pemimpin, berbicara di depan umum, berdiskusi, dan mengembangkan diri mereka dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan dengan cara yang lebih menarik dan relevan dengan konteks kekinian, juga dibekali dengan berbagai kompetensi yang diperlukan untuk terjun berdakwah secara langsung dalam kehidupan masyarakat.

Kelima, Pusat Pembinaan dan Kaderisasi Calon Pemimpin. Masjid juga berperan sebagai tempat pembinaan dan kaderisasi calon pemimpin masa depan. Di sini, mahasiswa dapat belajar tentang kepemimpinan, integritas, dan tanggung jawab sosial sesuai konsep Ulil Albaab, yaitu sosok-sosok pemimpin yang mengedepankan zikir dan fikir. Masjid di kampus memberikan ruang untuk mahasiswa yang memiliki minat dalam bidang kepemimpinan dan dakwah untuk berlatih dan mengembangkan kapasitas kepemimpinan mereka.

Program-program pelatihan, seminar, dan diskusi kepemimpinan yang diselenggarakan di masjid dapat menjadi ajang bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri mereka menjadi pemimpin yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki nilai-nilai akhlak, moral dan spiritual yang kuat. Proses kaderisasi di masjid menjadi sangat penting karena di tempat ini, mahasiswa akan diajarkan untuk memahami esensi kepemimpinan yang berpijak pada nilai-nilai islam dan kemanusiaan.

Keenam, Pusat Menjalin Kerjasama dan Globalisasi. Masjid di kampus juga berperan sebagai katalisator dalam membangun jaringan kerjasama, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Dalam era globalisasi ini, masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi warga kampus setempat, tetapi juga dapat menjadi tempat untuk menjalin hubungan dengan kampus-kampus lain dalam dan luar negeri, organisasi internasional, dan lembaga-lembaga di luar negeri.

Melalui kegiatan-kegiatan seperti seminar internasional, pertukaran mahasiswa dan dosen, dan kolaborasi dengan lembaga nasional atau internasional, masjid di kampus dapat berfungsi sebagai pusat yang menghubungkan mahasiswa dengan berbagai peluang global. Ini tidak hanya akan meningkatkan wawasan internasional mahasiswa, tetapi juga memperkaya kehidupan kampus dengan perspektif yang lebih luas.

Pusat Peradaban

Masjid di kampus dapat menjadi pusat peradaban yang mencetak generasi intelektual dan moral yang mampu memberikan kontribusi besar bagi masyarakat. Sebagai tempat yang mengajarkan nilai-nilai keislaman, masjid memiliki peran penting dalam membentuk karakter mahasiswa, serta membangun kesadaran mereka tentang tanggung jawab sosial dan kemanusiaan.

Selain itu, masjid juga dapat menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, baik dalam bidang agama maupun sains dan teknologi. Dengan menggabungkan aspek spiritual dan intelektual, masjid dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang pentingnya peradaban yang berlandaskan pada nilai-nilai kebenaran, kejujuran, keadilan, dan kemanusiaan.

Sebagai penutup, masjid di kampus bukan hanya sebuah tempat untuk beribadah, tetapi juga memiliki peran yang sangat penting dalam mengintegrasikan berbagai aspek kehidupan kampus. Oleh karena itu, menyarankan bagi kampus-kampus di Indonesia supaya meningkatkan lagi peran masjid dengan menjadikan sebagai pusat kemajuan. Dengan komitmen pimpinan kampus, masjid dapat menjadi pusat ibadah, manajemen, kegiatan kemahasiswaan, dakwah, kaderisasi, kerjasama global, dan pusat peradaban.

Melalui peran-peran tersebut, masjid di kampus tidak hanya berfungsi sebagai tempat suci dan sakral, tetapi juga sebagai agen perubahan yang dapat membentuk karakter mahasiswa dan seluruh warga kampus menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas dan berilmu, tetapi juga berakhlak dan berbudi pekerti luhur. Dengan demikian, masjid kampus dapat menjadi pusat yang memajukan peradaban dan memberi dampak kebaikan yang besar bagi umat, bangsa dan negara.

Hambari
Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Dakwah UIKA Bogor, Sekretaris Umum DKM Masjid Ibn Khaldun UIKA Bogor

Artikel Terkait

Back to top button