Menelisik Kejayaan Islam di Andalusia: Mungkinkah Kembali?
Universitas Cordova yang letaknya di Masjid Cordova adalah tempat yang paling baik untuk belajar pada saat itu. Saat itu telah ada jurusan astronomi, matematika, kedokteran, teologi dan undang-undang/hukum. Amir Hasan Siddiqi sebagaimana dikutip Salmah menyatakan: “Pada abad ke-10 M Apabila Cordova (ibu Negara kerajaan Umaiyah Spanyol) mula menyaingi Baghdad, pasang surut aliran budaya dan pembelajaran yang bertimbal balik. Semasa abad yang berikutnya, bertambah ramai lagi pelajar dari wilayah Islam Timur dan Kristian Eropah berduyun-duyun datang ke Universiti Cordova, Toledo, Granada dan Seville untuk menimba ilmu dari perigi ilmu pengetahuan yang mengalir ke sana dengan banyak sekali.”
Granada muncul sebagai pusat pemerintahan Islam dan perkembangan keilmuan yang terpenting di sebelah barat Andalusia. Universitas Granada dibangun oleh Sultan Yusuf I pada tahun 1349M. Universitas itu terkenal dengan panggilan Darul Ilm atau al Madrasah an Nasriyyah. Ia mempunyai beberapa jurusan seperti undang-undang/hukum, kedokteran, kimia, falsafah dan astronomi.
Buku adalah satu hal yang terpenting dalam menunjang keberadaan universitas, Saat itu, menurut Dr Salmah, Andalus menjadi pusat penerbitan buku yang terbesar di Eropa. Dari Andalus, perusahaan membuat kertas tersebar ke Italia dan Perancis serta kemudian ke seluruh Eropa. Sebelum terjadi Perang Salib, buku dan kertas menjadi warisan Islam Andalus kepada Eropa Barat.
Philip K Hitti seperti dikutip Salmah menggambarkan kejayaan Andalusia ini: “Sambil sains Arab merosot di bumi Islam Timur, ia berkembang maju di Baratnya. Bandar raya Cordova mengambil alih tempat Baghdad sebagai pusat pembelajaran, sementara Toledo dan Seville pula berkongsi dalam keintelektualan. Sarjana Arab Sepanyol membangun di atas asas yang disediakan oleh rekan seagama mereka di Iraq, Syria, Mesir dan Parsi. Zaman keemasan mereka meliputi secara kasarnya dari abad ke-11 hingga 12.”
Mengutip Anwar G Chejne, Salmah menggambarkan keindahan Cordova: “Pada abad ke-10 M, Cordova mengatasi keindahan Constantinople, dengan hospital, university, masjid dan istana yang sungguh cantik, perpustakaan awam, kolam mandi awam dan taman dengan persiaran yang sangat indah. Semua kemudahan itu ada di Bandar raya utama Negara Sepanyol Islam, dan ia membantu mewujudkan persekitaran intelektual yang melahirkan bijak pandai agung Andalusia.”
Perpustakaan umum dibangun di setiap wilayah Andalusia. Di kota Cordova saja terdapat sebanyak 70 buah perpustakaan umum yang bisa digunakan oleh seluruh masyarakat di situ.
Tokoh ulama yang terkenal di Andalusia, saat itu antara lain: Ibnu Rushd, Ibnu Hazm, Ibnu Abdil Barr dan Qadi Iyad. Ibnu Rushd (1126-1198M) seorang dokter dan ahli hukum yang terkenal di masanya. Ia telah mengumpulkan ensiklopedia perobatan dan beberapa komentarnya tentang Aristotle, ringkasan dan resumenya menjadi buku teks selama berates-ratus tahun. Karyanya yang terkenal Bidayatul Mujtahid dan Tahafut al Tahafut yang menjawab Tahafut al Falasifah karya Imam Ghazali.
Ibnu Hazm (994-1064M) terkenal dengan karyanya al Muhalla, al Fasl fil Milal wan Nihal, Risalah fi Ushululil Fiqh dan al Ahkam fi Ushulil Ahkam. Ibnu Hazm bertugas sebagai wazir Sultan Abdul Rahman V dan Hisham III. Setelah Khalifah Umayah jatuh, ia ‘pensiun’ dan terus menjadi penulis. Ibnu Khalikan seorang penulis biografi Islam yang terkenal menyatakan bahwa Ibnu Hazm telah menulis sebanyak 400 buku berbagai tema termasuk sejarah, puisi, tradisi dan logika. Ulama yang terkenal ini juga menulis kritikan terhadap Bibel.
Ibnu Abdil Barr (978-1070M) dengan karya agungnya al Isti’ab lis Shahabah dan al Humaydi. Sedangkan Qadhi Iyad yang terkenal pada abad ke-12, adalah seorang ulama pakar dalam bidang hadits, fiqh dan sejarah. Ia telah menghasilkan kitab sedikitnya 20 buku tentang hal tersebut. Ia merupakan tokoh dalam mazhab Maliki dan pernah bertugas sebagai penasihat kerajaan al Murabitun.
Memang Andalusia saat itu melahirkan banyak tokoh terkenal dalam berbagai bidang keilmuan: kesusastraan, filologi, falsafah, astronomi, ilmu keagamaan, sains dan kedokteran. Dalam bidang kesusastraan, tokoh yang terkenal di Andalusia adalah Abu Bakar al Turtusi atau Ibn Abi Randazah. Ia telah mengarang ensiklopedia sastra berjudul Sirat al Muluk yang berisi cerita-cerita berkaitan dengan kehidupan istana. Tokoh lain ialah Yusuf bin al Syeikh menulis juga sebuah ensiklopedia sastra secara umum. Al Syaqundi menghasilkan karya sastra berjudul Risalah. Abu al Walid al Himyari dan Ibn Bassam menulis tentang keindahan negeri Andalus dengan karyanya berjudul Zakhirah fi Mahasin Ahl al-Jazirah.