SILATURAHIM

Modal Lima Juta, Warung Kandang Bisa Sembelih 450 Ekor Kambing Sebulan

Saat usaha kambing mulai jalan, modal Rp100 Juta dibawa lari karyawan. Bagaimana Baba Diko bangkit dari keterpurukan? Ikuti kisah Baba Diko di kanal Youtube Tangan Langit, di bawah ini:

Orang-orang memanggilnya Baba Diko, ia punya nama lengkap Diko Yuda Perkasa Jati. Sebelum menggeluti bisnis layanan akikah Bernama Warung Kandang, ia pernah punya pengalaman sebagai desainer grafis untuk kebutuhan iklan televisi.

Baba Diko pernah punya pengalaman pahit yang hampir membawanya ke jurang kelam kehidupan obat-obatan terlarang. Saat itu, pekerjaan desain yang banyak bersinggungan dengan kerja entertainment, tanpa ia sadar larut dalam pergaulan yang kurang sehat.

Beruntung, Baba Diko cepat sadar bahwa lingkungan tempat ia bekerja tidak sehat jika terus dilanjutkan. Ia akan merasa ada ketergantungan terhadap barang yang ia konsumsi. Ia pun mencoba merubah lingkungan dengan cara resign dari tempat kerja.

“Akhirnya saya mencoba berusaha dengan cara menjualkan dagangan produk teman-teman. Saya ambil margin dari jualan produk tersebut,” kenangnya kepada Tangan Langit.

Ketika Hari Raya Iduladha, ia gunakan untuk mencoba jualan kambing. Dengan memasarkan produk peternak kambing yang juga temannya. Awalnya tanpa modal ia pasarkan kambing, ternyata ia bisa menjual lumayan banyak. Ia pun optimis untuk melanjutkannya.

Tahun kedua, Baba Diko mencoba modal lima juta rupiah untuk mengambil bahan kambing dari temannya yang petani. Dengan modal itu, ia dapat membawa keluar 60 ekor kambing untuk dijual.

“Tak seperti yang saya pikir dapat untung besar, tapi perlu banyak pemikiran saat di lapangan banyak hewan yang mati. Penjualan tidak sebanyak yang kita bayangkan,” kisahnya.

Baba Diko tergolong baru berjualan di pinggir jalan saat lebaran kurban. Karena belum punya banyak pengalaman, banyak kambing yang mati, hingga ia menutup kerugian mencapai 25 juta saat itu. Akhirnya sisanya ia jual di pasar kambing kiloan. “Akhirnya sisa kambing saya kiloin, tertutup sebagian kekuarangan yang seharusnya saya tutupi,” ujarnya.

Dari pengalaman itu, Baba Diko merasa ada potensi pasar harian untuk kambing.

1 2Laman berikutnya
Back to top button