SILATURAHIM

Modal Lima Juta, Warung Kandang Bisa Sembelih 450 Ekor Kambing Sebulan

Dengan modal lima juta tadi, ia mulai dapat market lagi untuk kambing harian. “Saya suplay setiap tiga hari sekali. Saya cari kambing ke daerah-daerah sekitar Jawa Barat,” tuturnya.

Tak banyak untung yang ia dapat dari per ekor kambing, sekitar 20 ribu bersih. Bahkan dalam sehari ia pernah sampai menjual 300 ekor, tapi yaitu marjin tipis dan risikonya berat. Ditambah pembayaran dari pedagang sering terlambat, maka cashflow pun tak baik. Akhirnya ia pun menyudahi jualan kambing di pasar.

Bukan hanya pedagang yang telat membayar, salah satu karyawan yang ia percaya untuk belanja kambing di daerah justru membawa kabur uangnya sekitar Rp100 juta. Padahal dana itu untuk diputar membeli kambing dari petani.

Cashflow sudah tidak baik, dan asset kambing kita jual ternyata dibawa kabur. Kami merasa terpuruk, terasa hidup seperti sudah selasai saja,” kenangnya.

Sempat vakum beberapa lama karena modal terkuras. Ia pun sembari mencari alternatif bisnis lain yang tetap bersinggungan dengan hewan kambing. Akhirnya tercetuslah bisnis layanan akikah. Ia berpikir bisnis akikah lebih mudah karena konsumen sudah membayar DP saat berakikah.

Dengan berbekal skill mendesain produk, akhirnya ia buat selebaran tentang akikah bernama Warung Kandang. Awal-awal, saat ada konsumen akan akikah, ia gunakan tukang masak di luar yang sudah cocok rasanya. Karena saat itu, ia belum punya juru masak sendiri.

Ternyata usaha akikah ini tidak semudah yang dibayangkan. Selain tenaga yang bisa masak, delivery masakan yang harus on time, akhirnya ia terus mengasah diri untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Meski dari garasi orangtuanya di bilangan Jakarta Selatan, ia optimis usaha akikahnya akan berjalan seiring banyaknya bayi yang lahir. Setelah melalui proses panjang, Warung Kandang telah memiliki cabang di Bekasi, Bogor, Tangerang dan Surabaya.

Saat itu, masih belum banyak usaha akikah yang menggunakan digital marketing. Warung Kandang dengan polesan Baba Diko sudah mulai merambah dunia maya. Alhasil banyak permintaan akikah di sekitar Jakarta, Bekasi Bogor, dan Tangerang.

“Sebelum pandemi kami bisa menyembelih 450 ekor kambing dalam sebulan untuk memenuhi pesanan akikah. Kami anggap ini bonus dari Allah, mungkin kesabaran kami saat terkena musibah, dan kembali kepada Allah,” jelasnya.

Di masa pandemi Covid-19, Baba Diko mengakui kalau usaha akikahnya mengalami penurunan hingga 60 persen, namun hikmah dengan adanya pandemi ternyata banyak anak yang dilahirkan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Untuk pengembangan usaha kambingnya, ia juga mulai ternak kambing sendiri. Tujuannya untuk mengamankan stok kambing. “Dari hasil ternak ini nantinya bisa untuk kebutuhan Warung Kandang dan bisa juga diserap oleh pemain akikah lainnya,” tuturnya. [TL]

Laman sebelumnya 1 2
Back to top button