NUIM HIDAYAT

Nasihat Imam Al-Ghazali untuk Penguasa (3)

Seorang berakal ialah orang yang memandang pada substansi dan esensi segala sesuatu, bukan terkecoh pada bentuknya. Hakikat semua perbuatan itu seperti yang sudah kami kemukakan dan kami jelaskan tadi. Setiap orang yang tidak meyakini hal itu berarti ia bukan orang yang berakal. Orang yang tidak berakal ia bukan orang yang adil. Dan orang yang tidak adil tempat tinggalnya adalah Jahanam. Karena itu modal kebahagiaan adalah akal.

Diceritakan, Khalifah Abu Ja’far al Manshur memerintahkan untuk membunuh seseorang. Kebetulan al Mubarak bin al Fadhl sedang berada di sampingnya. Al Mubarak berkata, ”Wahai Amirul Mukminin, dengar sebuah riwayat hadits sebelum anda membunuh orang itu. Diriwayatkan oleh Hasan al Bashri bersumber dari Rasulullah Saw. Sesungguhnya beliau bersabda, ”Pada hari kiamat nanti, ketika seluruh makhluk berada di sebuah tanah lapang, ada malaikat yang berseru,”Siapa yang ingin menuntut dihadapan Allah silakan ia berdiri.” Tidak ada yang berdiri kecuali orang yang suka memaafkan orang lain seraya berkata,”Lepaskan orang itu karena aku sudah memaafkannya.” Kemarahan penguasa sering muncul atas orang yang berani membicarakan dan menggunjing mereka, sehingga mereka berusaha membunuhnya.”

Rasulullah Saw bersabda, ”Ada tiga hal yang barangsiapa memilikinya berarti imannya benar-benar sempurna: sanggup menahan amarahnya, tetap berlaku adil dalam keadaan senang atau emosi dan memaafkan ketika mampu/berkuasa.”

Umar bin Khatab berkata, ”Jangan dulu percaya pada akhlak seseorang, sebelum kamu mengujinya ketika ia sedang marah.”

Zainan Abidin Ali Bin Hasan ra pergi ke masjid. Dalam perjalanan seseorang mencaci makinya. Beberapa pelayannya menghampiri orang itu untuk menghajardan menyakitinya. Tapi Zainal Abidin melarang mereka seraya berkata, ”Tahanlah tangan kalian.” Setelah menoleh ke orang itu, Zainal Abidin berkata, ”Hai, aku lebih banyak punya kelemahan daripada yang kamu katakana tadi. Apa yang tidak kamu kenali tentang aku juga lebih banyak daripada yang kamu kenali. Jika kamu ingin, aku aku akan sebutkan kepadamu.” Orang itu merasa malu. Zainal Abidin lalu melepaskan baju gamisnya dan menyuruh untuk memberinya uang sebesar seribu dinar. Orang itu kemudian berlalu pergi seraya berkata,”Aku bersaksi bahwa pemuda ini adalah putra Rasulullah Saw.”

Diceritakan, pada suatu hari Iblis melihat Nabi Musa dan berkata, ”Wahai Musa aku ingin memberitahu tiga hal kepadamu. Tetapi tolong mohonkan kepada Allah untukku satu hal saja.” Musa bertanya,”Apa tiga hal itu?” Iblis menjawab,”Wahai Musa, waspadalah terhadap marah dan emosi. Sesungguhnya orang pemarah itu ringan kepalanya. Aku akan mengunakannya bermain, seperti anak-anak kecil yang menggunakan bola untuk bermain. Waspadalah terhadap kikir, karena aku akan menghancurkan dunia dan agama orang yang kikir. Dan waspadalah terhadap wanita karena tidak ada syirik yang aku pasang untuk manusia yang lebih aku andalkan daripada wanita.”

Imam Ghazali juga menasihatkan kepada para penguasa untuk bertutur lembut. Sepanjang anda bisa melakukan beberapa hal dengan lembut dan halus, anda jangan melakukannya dengan kasar dan keras. Rasulullah Saw bersabda, ”Setiap penguasa yang tidak berlaku lembut kepada rakyatnya, niscaya Allah Taala tidak berkenan berlaku lembut kepadanya.”

Pada suatu hari Rasulullah Saw berdoa, ”Ya Allah, tolong perlakukan lembut pada setiap penguasa yang berlaku lembut terhadap rakyatnya. Sebaliknya perlakukan kasar, kepada setiap penguasa yang berlaku kasar kepada rakyatnya.” (Tamat).

Nuim Hidayat, Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Depok.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button