MUHASABAH

Negeri yang Sakit

Kebijakan lockdown-pun akan memukul masyarakat kelas bawah. Saat si kaya, dengan mudah menghabisi isi mal dan pasar seiring munculnya panic buying, para spekulan jahat akan melakukan panic stocking, yaitu menyimpan barang secara besar-besaran. Pada gilirannya, masyarakat miskin yang paling menderita.

Maka jika seluruh wilayah di tanah air melakukan lockdown, negeri ini akan masuk ke jurang krisis lebih cepat dari perkiraan awal. Tampak betapa pemerintah pusat maupun daerah tidak siap menghadapi hal ini. Bukti bahwa selama ini masyarakat autopilot, mengendalikan kehidupan mereka sendiri tanpa perlindungan negara.

Sejatinya, kesejahteraan masyarakat ada di dalam tanggung jawab pemerintah. Ketika masyarakat terancam, maka para pemegang kekuasaan tertinggi, seharusnya hadir untuk membela. Negara menjadi miskin, tentu bukan karena kesalahan masyarakat, tetapi pengelolanya. Oleh sebab itu, tidak perlu mempertaruhkan nasib umat demi ekonomi negara.

Inilah kelemahan pemerintahan ala demokrasi, masyarakat dibiarkan sendiri menyelesaikan persoalannya. Pemerintah tidak turun tangan mengurusi urusan umat. Hal ini yang membuat negeri ini semakin sakit.

Berbeda dengan Islam, tatkala terjadi wabah tha’un. Seketika itu juga Umar bin Khaththab ra sebagai Amirul Mukminin memerintahkan untuk mengisolasi wilayah Amwas, di Palestina (Syam). Tidak boleh ada yang masuk, ataupun ke luar.

Sebagaimana sabda Rasulullah, “Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah itu. Sebaliknya, jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempat itu.” (HR al-Bukhari)

Kebijakan lockdown kala itu, tidak membuat masyarakat sengsara. Sebab dalam Islam, seluruh kebutuhan pokok warganya, ada dalam jaminan negara. Pemimpin negara menjadi raa’in (pengurus) dan junnah (pelindung) bagi umat. Peristiwa ini menjadi catatan tersendiri bagi para sejarawan, bukti adanya sosok pemimpin yang tangguh, dengan keimanan yang mantap, akhirnya mampu mengendalikan wabah penyakit ganas.

Saat ini masyarakat membutuhkan kepemimpinan dengan kapasitas laksana Umar bin Khaththab, yang peduli terhadap urusan umat karena takutnya kepada Allah. Kepemimpinan seperti ini, tidak akan muncul pada era demokrasi. Sebab di dalam sistem yang batil, tidak akan lahir pemimpin yang mau berdiri di sisi umat.

Lulu Nugroho
Muslimah Penulis dari Cirebon

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button