Pencapaian Teknologi pada Sejarah Peradaban Nabi Sulaiman as
Rentang kecepatan supersonik:
Mach 1: Sekitar 343 m/s (1.235 km/jam)
Mach 2: Sekitar 686 m/s (2.470 km/jam)
Mach 3: Sekitar 1.029 m/s (3.705 km/jam)
Mach 4: Sekitar 1.180 m/s (4.900 km/jam atau 3.045 mph)
Kendaraan dikategorikan sebagai hipersonik jika mampu bergerak dengan kecepatan Mach 5 atau lebih, yang setara dengan sekitar 6.174 km/jam (3.836 mph)
Bila diasumsikan kondisi dan kekuatan fisik manusia pada masa itu tidak jauh berbeda dengan kondisi manusia normal sekarang, maka dengan kecepatan supersonik tadi, jika tanpa pelindung, tubuh manusia tidak akan mampu menahan tekanan (drag pressure) dan tegangan (normal dan shear stress) dari udara sekitar.
Belum lagi panas/temperatur tinggi yang dihasilkan akibat gesekan udara (skin friction) beserta gelombang kejut (shock wave) pada kecepatan supersonik tersebut (karena sifat aliran fluida yang memiliki viskositas dan termampatkan, viscous compressible flow). Sehingga sangat mungkin teknologi kendaraan pada masa itu terbuat dari bahan (material) serta bentuk (desain) aerodinamis yang mampu mengatasi semua kendala tersebut,
Teknologi Peleburan Tembaga
Karunia lainnya yang diberikan Allah kepada Nabi Sulaiman as adalah berupa ilmu dan teknologi peleburan dan pengecoran tembaga beserta paduannya (metal alloy) sehingga mudah dibentuk menurut keinginan orang yang mengolahnya.
Hal ini kelanjutan dari karunia ilmu dan teknologi yang diberikan kepada Nabi Daud as, yaitu melunakkan besi yang sangat mungkin juga termasuk baja (steel) dari paduan besi dengan logam lainnya. Untuk itu diperlukan ilmu (science) dan teknologi material dan metalurgi beserta proses manufakturnya (metal casting, metal forming, forging, heat treatment, dll).
Awal mula pencairan tembaga dapat ditelusuri kembali ke peradaban kuno, dengan beberapa tonggak penting dalam sejarahnya:
— Peleburan Tembaga: Proses peleburan tembaga dari bijih sulfida pertama kali terjadi sekitar 5000 SM. Ini menandai awal dari teknologi metalurgi, di mana tembaga dipisahkan dari mineralnya melalui pemanasan.
— Teknik Pengecoran: Sekitar 4000 SM, teknik pengecoran tembaga mulai berkembang, di mana tembaga yang dilebur dicetak menjadi bentuk tertentu menggunakan cetakan.
— Paduan dengan Timah: Pada sekitar 3000 SM, orang-orang Mesopotamia mulai mencampurkan tembaga dengan timah untuk membuat perunggu, yang merupakan langkah penting dalam pengembangan metalurgi.
Produksi Massal di Lembah Timna
Situs arkeologi Lembah Timna di wilayah jajahan Israel Selatan menunjukkan bukti-bukti produksi tembaga skala besar selama pemerintahan Nabi Sulaiman as. Arkeolog menemukan jaringan terowongan kompleks yang diduga digali oleh pekerja di bawah pimpinan Nabi Sulaiman as.
Pada masa lalu, tembaga menjadi komoditas yang sangat berharga. Ia digunakan untuk membuat peralatan, senjata, dan teknologi lainnya. Status tembaga saat itu sama seperti minyak bumi dalam peradaban modern; manusia tidak bisa melakukan apa-apa tanpa tembaga.
Pengolahan logam tembaga pada masa itu mencerminkan kecerdasan dan keterampilan manusia kuno. Proses peleburan yang kompleks ini dianggap sebagai lompatan kuantum dalam sejarah manusia karena kemampuan manusia untuk mengubah logam dasar menjadi produk yang berguna.[]
وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ
Agus Ramadhan Harahap, Alumni ITB, Praktisi Pendidikan dan Teknologi.