KRISTOLOGI

Pendeta Saifuddin dan Roti Bakar Tahi Sapi

Setelah murtad dari Islam, Pendeta Saifuddin Ibrahim menyimpan dendam kesumat tersendiri terhadap Al-Qur’an surat Ash-Shaff 6 dan Al-Baqarah 146. Kedua ayat ini mengungkap pemalsuan Alkitab (Bibel) dan nubuat kedatangan Nabi Muhammad Saw.

Pendeta kelahiran Bima yang mengaku sarjana alumnus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tidak mau mengakui kenabian Muhammad Saw karena berasal dari bangsa Arab. Menurutnya, Tuhan hanya mengutus nabi dari kalangan Bani Israel saja, selain Bani Israel tak berhak jadi nabi.

Dengan berbagai cara, mati-matian Pendeta Udin membela kewibawaan Bibel. Dalam buku “Dialog Kristen–Islam” (Penerbit Amanat Agung Indonesia, Januari 2015), ia mengklaim tuduhan pemalsuan Bibel sama sekali tidak bisa dibuktikan. Bahkan ia menghujat Allah yang mewahyukan Al-Qur’an sebagai Tuhan yang hanya bisa menuduh tanpa bisa membuktikan.

“Ayat Al-Qur’an ini juga menuduh orang Yahudi dan Kristen telah menyembunyikan kebenaran. Siapa yang menyembunyikannya? Tahun berapa dipalsukan? Zaman siapa? Apa saja ayat-ayat yang disembunyikan itu? Dan mana yang asli? Semua tuduhan dalam Al-Qur’an tidak bisa dibuktikan. Terlalu bias. Secara empiris tidak bisa dilacak. Allah Maha Tahu, tapi Allah lempar batu sembunyi tangan, nuduh tapi tidak ada bukti” (hlm 11-12).

Pendeta Udin protes agar sinyalemen Al-Qur’an tentang pemalsuan ayat-ayat Bibel itu diuraikan secara detil lengkap dengan data-data: ayat apa saja yang dipalsukan; siapa yang memalsukan; tanggal dan jam berapa terjadinya pemalsuan; siapa rezim yang berkuasa saat terjadinya pemalsuan; tinta, kertas dan mesin tik apa yang dipakai untuk memalsukan, dan seterusnya.

Gugatan Pendeta Udin ini akal-akalan, pura-pura tidak tahu, dan sebatas retorika untuk menutupi kelemahan kitab sucinya. Al-Qur’anul Karim itu kitab suci kalam Ilahi, bukan skripsi mahasiswa S-1. Ketika mengungkap adanya pemalsuan Alkitab (Bibel), cukup dengan ayat yang menyatakan adanya tahrif (pemalsuan) dalam kitab-kitab sebelumnya.

82 Persen Ayat Injil Bukan Sabda Yesus

Untuk membuktikan sinyalemen Al-Qur’an bahwa Alkitab (Bibel) sudah dipalsukan, umat Islam tidak akan menuntut data-data yang detil seperti gugatan Pendeta Udin. Karena fakta dan data pemalsuan Bibel sudah sedemikian nyata dan jelas dan diakui sendiri oleh para pakar Bibel dari kalangan Kristen sendiri.

Misalnya kepalsuan Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yohanes dibuktikan sendiri oleh 72 profesor dan pakar Bibel kaliber internasional yang tergabung dalam “The Jesus Seminar.” Dalam penelitian mereka, disimpulkan bahwa 82 persen kalimat yang redaksinya diucapkan Yesus di dalam kitab-kitab Injil, sebenarnya tidak pernah disabdakan oleh Yesus:

“Eighty-two percent of  the words ascribed to Jesus in the Gospels were not actually spoken by him.” (Robert W Funk, Roy W Hoover, and The Jesus Seminar, The Five Gospels, What did Jesus Really Say?, hal. 5).

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button