Prabowo-Sandi Tak Terbendung
Hanya kecurangan yang dapat mengalahkan Prabowo-Sandi. Dan, tanda-tanda kecurangan itu makin mendekati Pemilu semakin terasa.
Petjaaahhh. Kata itu yang selalu viral saat foto-foto atau video kegiatan kampanye Prabowo-Sandi di suatu daerah beredar melalui media-media sosial. Jika dikumpulkan dan tidak diberi keterangan tempat dan waktu, akan sangat sulit membedakan foto kampanye Prabowo-Sandi. Sebab di semua titik kampanye selalu penuh dengan lautan massa.
Untuk sekadar menyebut, kampanye Prabowo di Madura dipenuhi lautan manusia, demikian pula di Cianjur, Bandung, Banten, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, Batam, Balikpapan, Samarinda, Pontianak, Mataram, Medan, Aceh, Sidoarjo, dan Padang. Di Madura, lautan massa di Pamekasan, Sumenep dan Sampang, membuat orang yang melihatnya merinding. Bukan hanya merinding soal massa, tetapi juga merinding sebab ada politisi di Jawa Timur yang mengaku akan potong leher bila Prabowo menang di Madura.
Demikian pula dengan kampanye-kampanye dialogis yang dilakukan Sandiaga Uno. Kegiatan Sandi yang sudah melewati 1500 titik kampanye selama masa Pilpres bergaya dialogis dengan peserta dan tempat yang terbatas. Namun di sejumlah daerah, nampaknya kedatangan massa tak dapat dibendung. Di Bima, Nusa Tenggara Barat, kedatangan Sandi disambut lautan manusia sejak di Bandara. Di kota kecil Kotamobagu, Sulut, dan Palopo, Sulsel, Sandi disambut ribuan orang. Di Jakarta, jangan ditanya lagi. Semua GOR yang digunakan Sandi untuk kampanye, penuh.
Acara indoor Sandi bertajuk “Young Entrepreneur Summit 2019” yang digelar di Bandung, Surabaya, Sragen, Makassar dan puncaknya nanti akan digelar di Istora GBK, Senayan, Jakarta, juga selalu dipenuhi ribuan milenial. Kalau Anda menganggap informasi ini berlebihan, ikuti saja instagram atau facebook Sandiaga Uno. Foto-foto dan video kampanye Sandi lengkap diunggah di media sosial itu.
Bukan hanya kampanye di kantong-kantong massa Prabowo-Sandi yang dipenuhi massa, di wilayah yang pada pilpres sebelumnya Prabowo dikalahkan, sambutan warga juga luar biasa. Petjaah. Sebut saja di Manado, Denpasar, Merauke, Sorong, Manokwari, Purwokerto dan Tegal. Jawa Tengah boleh disebut bukan lagi kandang banteng. Mantan Gubernur-wakil gubernur Bibit Waluyo-Rustriningsih juga terang-terangan mendukung Prabowo-Sandi.
Di semua lokasi kampanyenya, Prabowo dan rombongannya selalu diarak oleh ribuan massa. Laki-laki perempuan, tua muda, anak-anak dewasa, emak-emak, semua berhamburan keluar rumah saat Prabowo melintasi jalanan. Semua mengacungkan dua jari dan berebut ingin jabat tangan. Prabowo pun menyapa mereka dengan berdiri di sunroof mobil yang ditumpanginya.
Permintaan foto selfie dan jabat tangan dilayani oleh Prabowo. Bahkan, tak segan-segan ia mengangkat anak kecil, mencium keningnya. Bangga sekali orang tua yang anaknya pernah dicium keningnya oleh Prabowo.
Fenomena baru dalam Pemilu, khususnya Pilpres 2019 ini adalah kebangkitan kaum emak-emak dan milenial pendukung Prabowo. Militansi mereka luar biasa. Padahal, mereka tidak semua anggota partai politik.
Pada kampanye di Medan, Sabtu 23 Februari 2019 lalu, Prabowo sempat ‘curhat’ soal emak-emak ini. Jangan dikira serius, mantan Pangkostrad itu bercanda. Malah terkesan memuji.
“Emak-emak sekalian yang saya cintai. Wah gawat ini emak-emaknya banyak banget, agak kaget saya kenapa orang Sumut tangannya keras-keras semua. Padahal saya ini mantan prajurit komando. Kalau nggak malu saya tadi sudah teriak. Kasih tangan kencang banget. Apalagi emak-emaknya. Tadi ada yang tarik-tarik baju saya. Lho lho lho tumben. Saya kewalahan,” ujar Prabowo.