Serius Mau “Childfree”?, Ini Risiko Biologis yang Harus Diketahui
Jakarta (SI Online) – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) mengungkapkan, pilihan hidup menjalani childfree— yakni menikah tapi memilih tidak punya anak–memiliki sejumlah dampak kesehatan hingga risiko biologis, terutama bagi wanita.
“Seberapa kita mau memenuhi hak kita, tetap perlu diimbangi dengan seberapa dalam kita mempertimbangkan dan memutuskan hak tersebut dengan sudah tahu konsekuensi dan plus-minusnya,” kata dr. Hasto, Ahad (05/09) seperti dilansir ANTARA.
“Jangan hanya karena kita bebas menentukan, tapi tidak mengetahui risikonya. Banyaklah membaca, karena lebih baik tahu duluan sebelum mengambil keputusan,” ujarnya menambahkan.
Dari sisi biologis, dr. Hasto mengatakan kebanyakan para wanita yang mengidap tumor dan kanter rahim, adalah mereka yang tidak memiliki anak atau yang memiliki hanya satu orang anak.
Mengutip laman Cancer.org, kanker rahim dapat menyerang wanita tanpa memandang usia, namun lebih sering menyerang mereka yang tidak pernah memiliki anak, atau mereka yang memiliki anak pertama setelah usia 35 tahun.
“Mereka yang mengidap tumor rahim, (risiko) lebih cenderung meningkat pada mereka yang nuliparitas (tidak punya anak, atau punya anak satu),” kata dr. Hasto.
Baca juga:
Pun dengan tumor dan kanker payudara. dr. Hasto mengatakan, tumor dan kanker payudara cenderung banyak menyerang wanita yang tidak menyusui.
Mengutip laman Cancer Center, wanita yang belum memiliki anak, atau yang memiliki anak pertama setelah usia 30 tahun, mungkin memiliki peluang sedikit lebih tinggi terkena kanker payudara. Itu karena jaringan payudara terpapar lebih banyak estrogen untuk jangka waktu yang lebih lama.
Selain itu, ada juga kista endrometrosis, di mana sekitar 30-50 persen wanita yang mengalami endometriosis biasanya juga mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas.