MUHASABAH

Sisi Lain Kebakaran Hutan Los Angeles

Kebakaran hutan di Los Angeles, Amerika Serikat membuat pihak berwenang dan negara bagian California tak berdaya untuk mengatasinya dengan cepat. 

Alih-alih cepat dipadamkan, kebakaran justru meluas  akibat tiupan angin kencang Santa Ana dan vegetasi yang sangat kering, sehingga kebakaran cepat menyebar, dan menimbulkan kerugian yang sangat besar

Para analis memperkirakan kebakaran hutan di Los Angeles menyebabkan kerugian bagi California setidaknya US$ 135 miliar atau setara Rp2,2 ribu triliun. Lalu 11 orang tewas dan sekitar 10.000 bangunan hancur.

Kebakaran telah menyebar hingga 150 kilometer persegi. Dan sekitar 70.000 penduduk  mengungsi,  153.000 orang masih berada di bawah perintah evakuasi dan 166.800 lainnya menghadapi peringatan evakuasi dengan jam malam yang diberlakukan untuk semua zona evakuasi.

Sejumlah pakar mengurai alasan mengapa kebakaran besar yang melanda Los Angeles menjadi sangat ganas pada saat musim dingin, yaitu antara lain merupakan dampak dari perubahan iklim yang semakin cepat.

Perubahan iklim yang semakin cepat ini secara tidak langsung mengonfirmasi bahwa telah terjadi kerusakan alam yang yang sangat besar, sehingga terjadi pemanasan global,  yang mempengaruhi perubahan iklim yang sangat cepat dibumi.

Hal yang kemudian membuat hutan-hutan di seluruh dunia mendapat ancaman baru berupa bencana kebakaran. Seperti yang terjadi di Los angeles Amerika serikat, baru-baru ini.

Dimana kerusakan alam yang terjadi sebagian besar diakibatkan oleh  aktivitas perusakan yang dilakukan oleh manusia,  yang menghasilkan gas rumah kaca, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan industri besar. Gas-gas tersebut menyebabkan pemanasan global, yang berdampak pada terjadinya cuaca ekstrem yang sangat panas.

Adapun indutri besar yang memberikan pengaruh besar pada produksi gas rumah kaca,  adalah indutri perang.  Sebab industri perang ini  menghasilkan alat-alat perang yang menjadi penyumbang terbesar bagi meningkatnya suhu dipermukaan bumi,  sehingga timbul pemanasan global yang menimbulkan cuaca ekstrim yang sangat tinggi.

Mulai dari penggunaan senjata non nuklir hingga senjata yang bertenaga nuklir. Adapun, senjata nuklir banyak digunakan untuk pesawat pengebom, peluru kendali, peluru kendali balistik, dan peluru kendali balistik antar benua.

Jikapun tidak terdapat nuklir didalam senjata perang misalkan rudal,  namun ketika bahan bakar padat terbakar pada sebuah rudal, maka saat oksigen dari amonium perklorat didalam rudal bergabung dengan aluminium akan  menghasilkan sejumlah besar energi dan suhu lebih dari 5.000 derajat Fahrenheit (2.760 derajat Celcius) sehingga menciptakan daya dorong dan mengangkat rudal dari landasan peluncuran. Dan jelas akan berpengaruh pada peningkatam suhu udara dibumi.

Apalagi senjata rudal banyak digunakan oleh negara-negara besar saat berperang, seperti Rusia-Ukraina,  atau Israel-Iran. Dimana terkonfirmasi bahwa sebanyak 300 drone, rudal jelajah, dan rudal balistik ditargetkan ke Israel oleh Iran. Ini yang terlaporkan,  sedangkan yang tidak terlaporkan pastilah jumlahnya lebih besar lagi.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button