Surat Terbuka untuk Presiden Joe Biden
Sains ketika dilepakan dari tasawuf, menyebabkan perlombaan senjata di dunia. Masng-masing negara ingin mempunyai senjata tercanggih, Tiap negara ingin punya nuklir. Ia lupa bahwa nuklir itu akan menghancurkan jutaan manusia, dan menghancurkan dirinya sendiri.
Bapak Presiden,
Umur anda kini telah mencapai 76 tahun. Pernahkan bapak berfikir manakah agama yang benar di dunia ini? Pernahkah bapak membaca sejarah Nabi Muhammad? Pernahkah bapak membandingkan Bibel dan Al-Qur’an?
Kebanyakan manusia memeluk agama di dunia ini, hanya lewat orang tuanya. Saatnyalah kini bapak di usia senja mencari dan memeluk agama yang benar. Saya yakin jika bapak sungguh-sungguh mencari agama yang benar di dunia ini, maka akan ketemu dengan Islam. Akan ketemu bahwa Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab yang masih suci di dunia. Akan ketemu bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang paling indah sastranya di dunia. Akan ketemu bahwa Al-Qur’an kitab yang menyentuh jiwa terdalam manusia. Al-Qur’an menyentuh jiwa orang per orang (personal touch).
Saya kira, itulah mukjizat Al-Qur’an. Menyentuh jiwa orang per orang. Ahli psikologi akan menemukan kehebatan Al-Qur’an dalam ilmu psikologi. Ahli sains akan menemukan kehebatan sains dalam Al-Qur’an. Sains yang berpadu dengan tauhid. Sains yang berpuncak pada penemuan Yang Maha Kuasa.
Ahli sejarah akan menemukan, bagaimana Al-Qur’an dengan indah bicara tentang sejarah. Al-Qur’an tidak bicara tanggal, tahun dan lokasi. Tapi Al-Qur’an bicara tentang sejarah yang akan senantiasa berulang dalam sejarah manusia. Al-Qur’an bicara tentang sejarah sebagai hikmah bagi manusia.
“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS al Hajj 46)
“Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebihkuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka Rasul-Rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.” (QS ar Ruum 9)
Ahli bahasa akan menemukan keindahan bahasa Al-Qur’an. Keindahan bahasa ini telah digali oleh para cendekiawan, ‘ribuan tafsir’ tentangnya. Bayangkan bagaimana bangsa Arab terkesima, ketika Al-Qur’an turun dengan seruan huruf-huruf. Nuun, alif lam mim, alim lam mim ra’, kaf ha ya ain shad dan semacamnya.
Bagaimana manusia tidak terkesima ketika Al-Qur’an dengan sangat indah bicara tentang kehidupan setelah mati.
“Dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan kejadiannya. Dia berkata; “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?” Katakanlah; “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (QS Yasin: 78-79)