OPINI

Taliban Menang, Afghanistan di Persimpangan Jalan?

Ketiga, secara sosial kultural, setelah Taliban menang, apa yang harus dilakukan? Juru bicara Taliban mengatakan bahwa Taliban berjanji akan menampilkan wajah Afghanistan yang berbeda dengan tempo dulu. Lebih inklusif dan menginginkan perdamaian. Mereka berjanji kengerian dari aturan sebelumnya tidak akan terjadi lagi, yaitu interpretasi ketat atas pemberlakuan hukum syariat Islam yang menimbulkan trauma masa lalu bagi sebagian rakyat Afganistan, utamanya perempuan. Akankah Taliban akan mengadopsi moderasi Barat yang selama ini dianggap sebagai solusi penangkal paham radikal?

Keempat, secara politik, bisa dikatakan posisi Afganistan tetap terpojok. Kemenangan Taliban sesungguhnya tidaklah gratis. Meski pasukan militer ditarik mundur,  stigma negatif yang terus dilancarkan media Barat tentang kabar ketakutan perempuan Afghanistan jika syariat Islam kembali diberlakukan.

Mereka menggambarkan warga Afghanistan ramai-ramai melakukan eksodus untuk menyelamatkan diri. Inilah satu kesuksesan dari proyek global War on Terrorism. Stigma. islam sebagai agama radikal, bibit teroris, dan mengekanh harus terus diaktifkan untuk membendung geliat kesadaran umat yang menjadi cikal bakal bangkitnya peradaban Islam.

Bahkan di Indonesia, isu terorisme kembali menguat. Kemenangan Taliban dianggap menginspirasi gerakan radikal dan menebar bibit radikalisme. Dari hal ini kita bisa  melihat efek domino atas pelabelan teroris kepada Taliban tak mudah menghilang begitu saja. Proyek global War on Terrorism akan terus berlanjut selama kaum muslimin melakukan perlawanan atas penjajahan negara kafir imperialis.

Maksud hati mengusir penjajah, apa daya terjebak tipu daya AS dan sekutunya. Taliban diserang balik dengan berbagai macam opini buruk di masa lalu. Saat ini, AS hanyalah mengalah sementara. Sebab, mana mungkin AS akan menyerah begitu saja. Mereka hanya mengubah strategi dengan cara yang lebih halus. Dari hard power menuju soft power.

Taliban dan Afganistan tengah berada di persimpangan jalan. Afganistan pasti membutuhkan dukungan untuk menguatkan posisinya. Dan tentu saja dukungan itu tidak cuma-cuma. Rusia, China, Pakistan, dan Iran mengatakan siap mendukung pemerintahan Taliban yang baru. Sebagaimana prinsip kapitalisme, no free lunch. Ada harga yang harus dibayar jika mau didukung. Lepas dari AS, Taliban harus menghadapi sifat tamak negara kapitalis lainnya.

Khatimah

Kemenangan Taliban memberi pesan dan pelajaran penting. Pertama, keteguhan iman dan keyakinan datangnya pertolongan Allah adalah sebaik-baik bekal bagi kaum muslimin menghadapi musuh Islam.

Kedua, harus ada pemahaman menyeluruh tentang Islam yang harus dimiliki umat Islam agar kekuasaan yang diraih benar-benar sesuai dengan tuntunan Islam. Bahwa penerapan syariat Islam akan membawa rahmat bagi semesta alam.

Ketiga, kemuliaan dan kemenangan kaum muslimin akan benar-benar terwujud jika umat terbesar di bumi ini bersatu dalam ikatan sahih, yaitu akidah Islam. Apapun suku, ras, dan golongannya, kita adalah umat Baginda Rasulullah Muhammad Saw. Persatuan dan ukhuwah Islamiyah mampu membendung kekuatan dan makar orang-orang kafir terhadap Islam.

Peradaban Barat akan runtuh seiring menguatnya pemahaman Islam di tengah kaum muslimin. Rasulullah Saw telah mewasiatkan kita dua warisan yang apabila kita berpegang teguh kepada keduanya kita  tak akan tersesat, yaitu Al-Qur’an dan Sunah. Generasi terdahulu mulia karena menjadikan Al-Qur’an dan Sunah sebagai sistem kehidupan. Maka mengembalikan kemuliaan Islam haruslah mencontoh apa yang dilakukan generasi terbaik di masa lalu, generasi para sahabat, tabiin, dan tabi’ut tabiin.

Tak ada yang tahu peradaban Islam akan bangkit dari arah mana. Apakah dimulai dari Afghanistan atau dari negeri muslim yang lain. Kita hanya perlu ikhtiar maksimal. Berdakwah membina dan memahamkan masyarakat betapa Islam itu memuliakan dan mampu mewujudkan kesejahteraan bagi umat abad ini. Insyaallah.

Chusnatul Jannah, Lingkar Studi Perempuan dan Peradaban.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button