Urgensi Mengamalkan As-Sunnah
Allah ta’ala juga berfirman, “Katakanlah (Muhammad), Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (Ali-‘Imran: 31).
Dalam ayat ini, Allah ta’ala memerintahkan kepada kita untuk mengikuti Rasul shallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan menjadikan syarat kecintaan kepada Allah ta’ala dengan mengikuti beliau. Maknanya, jika ia mengikuti Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam berarti ia mencintai Allah ta’ala. Bila tidak, maka ia tidak mencintai Allah ta’ala.
Allah ta’ala juga berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan ta’atilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri di antara kalian. Kemudian, jika kalian berselisih pendapat dalam sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya, jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir.” (An-Nisa’: 59).
Dalam ayat ini, Allah ta’ala memerintahkan kita untuk menaati Allah, Rasul-Nya dan para ulil amri (pemimpin dan ulama) dan memerintahkan kepada kita untuk merujuk Al-Qur’an dan As-Sunnah jika ada suatu perselisihan pendapat,” jelasnya.
Bahaya Meninggalkan As-Sunnah
Meninggalkan As-Sunnah sangat berbahaya bagi individu dan masyarakat. Akibatnya timbullah penyimpangan agama dalam masyarakat berupa maksiat dan kesesatan seperti paham sesat, syirik, bid’ah, tahayul, khurafat, dan sebagainya.
Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wajib kepada kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para sahabat khulafaurrasyidin. Dan jauhilah oleh kalian mengada-adakan urusan baru (dalam agama). Karena sesungguhnya perkara-perkara baru yang diada-adakan (dalam agama) itu bid’ah. Dan setiap bid’ah itu kesesatan.” (HR. Abu Daud, At-Tirmizi dan Ibnu Majah).”
Meninggalkan As-Sunnah berarti berbuat maksiat kepada Allah ta’ala, karena tidak mematuhi perintah Allah ta’ala untuk mengikuti As-Sunnah. Padahal banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang memerintahkan kita untuk mengikuti As-Sunnah.
Selain itu, meninggalkan sunnah dapat mengundang cobaan, bencana alam dan azab yang pedih dari Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman, “Maka hendaklah orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (An-Nur: 63).
Di samping itu, ibadah tidak akan diterima oleh Allah ta’ala jika dikerjakan tanpa mengikuti As-Sunnah. Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengada-adakan perkara baru dalam urusan agama kami ini, yang tidak berdasarkan petunjuk darinya, maka amalannya ditolak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat lain, “Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak berdasarkan petunjuk kami, maka amalannya ditolak,” (HR. Muslim).”
Bahkan Allah ta’ala memvonis orang yang menolak atau mengingkari As-Sunnah dengan tidak beriman.