NUIM HIDAYAT

Surat Cinta untuk Mas Prabowo

Mas Bowo, pertama saya ucapkan selamat atas dipilihnya Mas menjadi presiden Republik Indonesia. Ini adalah sebuah tugas yang tidak ringan. Karena harus memimpin 285 juta penduduk Indonesia. Mereka mayoritas beragama Islam. Tentu dalam memimpin Bapak Presiden tidak boleh menindas baik yang mayoritas maupun minoritas.

Dalam memimpin sebuah bangsa yang besar, maka Mas harus mempunyai kekuatan spiritual yang hebat. Mas tidak cukup hanya mengandalkan otak belaka. Mas harus mendekatkan diri kepada Allah sedekat-dekatnya. Mas harus melaksanakan shalat lima waktu, shalat tahajud dan shalat sunnah lainnya. Dengan mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa, insyaallah Nurani Mas akan hidup dan diberi Allah cahaya dalam mengatasi berbagai permasalahan bangsa.

Para ahli psikologi banyak yang berpendapat bahwa kekuatan spiritual adalah kekuatan yang terbesar yang dimiliki manusia. Saya lihat Mas selalu bangga tampil pidato di belakang pahlawan tanah air, Jenderal Besar Sudirman. Pak Dirman, adalah tokoh yang sangat dekat dengan Allah. Ia tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Itulah yang memberinya kekuatan hebat sehingga jiwa raganya dipersembahkan untuk mengusir penjajah dari tanah air. Dalam keadaan lemah sakit paru-paru Pak Dirman terus memimpin gerilya melawan penjajah jahat Belanda.

Mas Bowo, tokoh yang terhebat dalam kepemimpinan umat manusia adalah Nabi Muhammad. Nabi Muhammad adalah pemimpin yang mempunyai kekuatan spiritualitas yang sangat hebat. Mungkin Mas sudah membaca pendapat para cendekiawan Islam, bahkan orientalis-orientalis Barat pun mengakui kehebatan kepemimpinannya. Dengan ilmu/wahyu dan teladan akhlak Rasulullah, akhirnya Islam bisa memimpin peradaban dunia lebih dari 1000 tahun lamanya.

Maka untuk memimpin bangsa yang besar ini Mas Bowo harus mengikuti Rasulullah saw. Jangan mengikuti pemimpin lain yang akhlaknya tidak bisa ditiru, seperti Kemal Attaturk, Lenin, Mao Tse Tung dan lain-lain. Pemimpin hebat harus mengikuti pemimpin yang paling hebat memimpin manusia. Mungkin Mas perlu membaca lagi sejarah Nabi Muhammad dalam memimpin peradaban manusia, sehingga melahirkan peradaban yang hebat yang Barat pun banyak belajar darinya.

Mas Bowo, salah satu teladan yang diberikan Nabi dalam memimpin negara adalah kehidupannya yang sederhana. Nabi tidak mengajarkan kehidupan yang mewah sebagai pemimpin. Kehidupan yang sederhana (zuhud) ini nanti diteladani para khalifah setelah Rasulullah meninggal.

Dengan kehidupan yang sederhana itu, Nabi memberikan teladan. Nabi merasakan penderitaan orang-orang miskin. Nabi tidak hanya pidato pentingnya menolong orang miskin, tapi Nabi memberikan teladan.

Inilah sifat Nabi yang kini jarang dimiliki oleh para pejabat di negara kita. Kebanyakan pejabat di negara kita bila menduduki jabatan tinggi, berubah pola hidupnya. Mereka bermewah-mewah dan kurang peduli kepada kaum miskin di sekitarnya. Mereka membangun rumah dengan pagar-pagar tinggi agar tidak diketahui kemewahan, kehedonisan yang dikerjakannya di rumah.

Penyakit kemewahan ini menular. Bila satu pejabat bergaji tinggi (miliar atau ratusan juta), maka pejabat lain akan meminta yang sama. Lihatlah kemewahan yang dimiliki menteri, DPR, pejabat-pejabat tinggi BUMN, kepala daerah, DPRD dan lain-lain. Maka jangan heran masyarakat-masyarakat kecil kemarin yang sehari-hari bergelut dalam kemiskinan marah dan menjarah sebagian rumah-rumah mereka. Tentu perbuatan anarkis ini tidak dibenarkan. Tapi itu memberi pelajaran kepada kita bahwa jurang antara si miskin dan si kaya di negeri ini adalah sangat besar.

Ini tidak disadari para presiden di negeri ini sebelumnya. Mas harus menyadarinya. Mas Bowo harus berani mengadakan perubahan sehingga jurang si kaya dengan si miskin di negeri ini tidak menganga. Bayangkan mas jurang perbedaan gaji antara pejabat tinggi dengan guru/buruh. Para pejabat tinggi menerima ratusan juta tiap bulannya, para guru/buruh hanya menerima gaji tiga atau empat juta tiap bulannya. Bahkan guru honorer mungkin hanya menerima gaji satu juta tiap bulan.

Apakah tanggungjawab pejabat tinggi itu lebih besar dari guru? Tidak. Apakah pejabat tinggi itu lebih keras kerjanya dari guru? Tidak. Pejabat tinggi dan guru sama-sama kerja kerasnya. Pejabat tinggi memikirkan tiap hari tugas kantornya, guru juga begitu. Bahkan guru mungkin lebih berat, karena selain mengajar guru (yang baik) juga harus memikirkan tingkah laku murid-muridnya baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Jadi mas Bowo kalau mau membuat negara ini adil dan makmur, mas harus mengadakan revolusi penggajian di negeri ini. Mas harus berani mengurangi drastis gaji pejabat tinggi. Misalnya tetapkan paling tinggi gaji (dan tunjangan) yang diterima maksimal 100 juta (harusnya 50 juta saja). Kini gaji para pejabat tinggi ugal-ugalan. Ada yang 300 juta, 500 juta, bahkan ada yang menerima satu miliar sebulan. Sehingga para ahli menyebut kita itu negara kaya, tapi kekayaan negara itu yang menikmati adalah para pejabat. Kekayaan negara menjadi bancakan para pejabat. Sedangkan rakyat menerima sisa kecilnya dalam bentuk Makan Bergizi Gratis atau sembako.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button