MUAMALAH

Amanah dalam Jual Beli

Jika dilihat dari perspektif Islam berdasarkan sumber Al-Qur’an dan Hadits, amanah cenderung merupakan sebuah sifat (Sari & Sofia, 2018).

Namun, sifat amanah juga berubah sesuai dengan situasi (status) dan tercermin dalam perilaku amanah. Intinya, amanah merupakan sifat dasar seorang mukmin yang mempengaruhi pemikiran dan perilakunya.

Pentingnya Amanah

Apa pentingnya amanah? Amanah merupakan nilai yang menjadi acuan dalam berperilaku yang penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Amanah memainkan peran penting dalam keadaan psikologis dan perilaku individu (Samsudin dan Islam, 2015).

Selain itu, amanah merupakan landasan yang kuat dalam hubungan antarindividu, organisasi, dan negara. Tanpa perilaku amanah, tidak ada kepercayaan dalam hubungan manusia atau organisasi. Hasilnya adalah perilaku curang, korup, kriminal dan tidak bertanggung jawab (Kholmi, 2012).

Dengan demikian, amanah memungkinkan orang untuk menghilangkan kebodohan, ketidakadilan, penipuan dan sejenisnya dari masyarakat, yang menciptakan lingkungan yang lebih damai (Hamka, 1990; Samsudin dan Islam, 2015).

Begitu pula dengan jual beli, amanah sangat diperlukan saat melakukan aktivitas jual beli, dalam Islam salah satu syarat terjadinya aktivitas jual beli yang baik adalah tidak adanya kecurangan atau penipuan.

Amanah jual-beli mengacu pada hal-hal yang membutuhkan amanah dari penjual, karena dia telah memberikan informasi kepada pembeli yang menjadi kepercayaannya.

Oleh karena itu, jual beli amanah merupakan transaksi yang dibangun atas dasar saling percaya. (al-Mausu`ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, Kementerian Wakaf dan Urusan Islam Kuwait, 9/8).

Secara teoritis, jual beli amanah terbagi menjadi beberapa jenis yaitu Jjual beli wafa’ (pemenuhan janji), jual beli murabahah (kesepakatan untung), jual beli tauliyah (kewenangan), jual beli wadhi`ah (harga jual lebih rendah daripada harga beli) dan jual beli mustarsal (memaksa).

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button