SUARA PEMBACA

Anomali Penanganan Pandemi Corona

Mungkin ini yang membuat covid-19 di Indonesia bersifat anomali. Yang hingga saat ini tak terlihat puncaknya namun bisa tetiba turun dan tetiba naik. Grade hijau, orange, kuning, merah, hingga hitam, menemani anomali Covid-19 di Indonesia.

Seakan telah menjadi rahasia umum tentang anomali ini. Tersebab mind set kapitalisme yang ada di otak penguasa dalam mengatur negeri ini, termasuk menangani Covid-19. Mind set ini diduga kuat sebagai pemicu terlahirlah aturan-aturan yang prematur dan sikap tebang pilih dalam penerapannya.

Berasas manfaat yang diukur dalam bentuk materi, menyebabkan nyawa manusia tak lebih penting dari fulus. Persenan pajak para pengusaha sektor pariwisata lebih menggiurkan daripada mencegah penularan Covid-19 dengan di rumah saja.

Syiar Islam, dakwah anti kezaliman dianggap menghambat jalan menuju tampuk kekuasaan. Wajar jika HRS terus dicari-cari kesalahannya, sementara yang lain tak tersentuh hukum, padahal sama-sama berkerumun.

Jangan mimpi Covid-19 akan pergi jika mind set kapitalisme masih bercokol. Yang ada, kita benar-benar harus berdamai, mengandalkan imunitas diri hingga tercapai imunitas komunal. Berjuang sendiri dengan gizi seadanya, semampu masing-masing individu rakyat. Dan dengan pelayanan kesehatan yang you know lah.

Inilah sempitnya hidup di bawah pengaturan sistem buatan manusia. Padahal Allah SWT telah memperingatkan dalam surah Thaha ayat 124: “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.

Dan untuk mengakhiri kesempitan hidup ini, maka bersegeralah kembali pada aturan Allah SWT. Aturan yang telah terjamin kesempurnaannya. Pelaksanaan aturan Allah secara kaffah, yaitu level individu, masyarakat hingga negara akan menjamin keberkahan pada negeri, menghilangkan kesempitan hidup dan mengembalikan kita ke akhirat dalam keadaan yang selamat. Wallahu a’lam []

Mahrita Julia Hapsari
(Komunitas Muslimah untuk Peradaban)

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button