RESONANSI

‘Blunder’ Oligarki

Secara logika dan pengalaman hanya satu-satu ya seorang Anies Baswedan —meski otorisasi politiknya hanya seorang Gubernur DKI, ternyata mampu “melawan” oligarki korporasi terkait proyek pembangunan reklamasi pantai utara Teluk Jakarta.

Juga Partai Nasdem yang bisa “membelot” dari keanggotaan partai oligarki yang “membelit”nya keluar dan menyelenggarakan Rakernas di JCC Senayan dan dengan proses cerdas berpolitik demokratisasi “bottom up” mengakomodasi aspirasi, salah satunya merekomendasikan Anies Baswedan menjadi calon Presiden.

Sementara, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrat, selagi masih menjadi oposisi, otomatis akan menjadi penentang utama misi anti oligarki itu.

Meskipun sampai kini keempat-empatnya masing-nasing masih “mengambang-ambang” dengan masih perspektif politiknya memposisikan pasangan Anies-AHY menjadikan koalisi kebersatuan Nasdem, PKS dan PD, ketika kemudian menjadi, malah kemudian menjadi “blunder” saat tak ada dana logistik dan akomodasi kampanyenya, berbalik akhirnya harus disokong oleh bandar atau cukong oligarki korporasi itu lagi??!!

Ya, semoga saja tidak, sepanjang membuncahnya aspirasi yang bersifat imperatif dan imparsial rakyat menyuarakan kejujuran dan keadilan di konstestasi Pilpres 2024 mendapatkan kembali kedaulatan tertinggi di RI ini pasti akan meraih kemenangan. Seperti terinspirasi dari lirik lagu group band Scorpion dalam album Kansas, Dust in the Wind,….And your All money won’t another minutes buy, semua uang oligarki takkan bisa membeli waktu, uang itu akan musnah seperti yang terbawa angin: angin perubahan yang sedang amat dinantikan oleh segenap rakyat, bangsa dan negara ini. Tetapi, jika kejujuran dan keadilan itu memang tak ada, lantas apakah akan menjadi “blunder” oligarki??!! Wallahu a’lam Bishawab.

Mustikasari-Bekasi, 29 Juli 2022

Dairy Sudarman, Pemerhati Politik Kebangsaan.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button