LAPORAN KHUSUS

Budaya Ilmu, Syarat Utama Bangkit dan Jayanya Suatu Bangsa

Sedikit menyebut tokoh-tokoh Yahudi yang berpengaruh besar di dunia dalam peradaban modern: ahli filsafat Baruch Spinoza, ahli sains Albert Enstein, ahli politik dan sosioekonomi Karl Marx, dan ahli psikologi Sigmund Freud. Mereka berpengaruh besar dalam pemikiran dan kelmuan manusia saat ini.

Di Amerika Serikat, pengaruh Yahudi juga teramat kuat. Mereka menduduki posisi-posisi penting dalam Mahkamah Tinggi, Senat dan Kongres serta pemegang media massa. Henry Kissinger (lahir 1923) merupakan orang Yahudi pertama yang menjadi Menteri Luar Negeri AS.

Orang-orang Yahudi, kata Prof Nor, sangat menyadari pentingnya budaya ilmu sebagai kekuatan mereka. Karena itu pada 1903, Penerbit Yahudi AS dan Persatuan Searah Yahudi Inggris, menerbitkan buku tentang Musa bin Maymun, seorang tokoh ulung dalam bidang keilmuan dan keagamaan mereka, sebagai buku pertama dalam serial “Tokoh-tokoh Penting Yahudi”. Musa bin Maymun, kata Prof Nor, hidup di masa Sultan Salahuddin Al Ayyubi dan pernah menjadi dokter pribadi sang Sultan.

“Mereka mencari tokoh ilmuwan yang besar. Bukan tokoh politik, bukan penyanyi,” kata Prof Nor.

China yang saat ini menjadi bangsa besar dan mampu melawan hegemoni Amerika Serkat, juga merupakan bangsa yang memiliki tradisi ilmu. Mereka dipengaruhi oleh filsafat Konfusianisme, terutama Neo-Konfusianisme.

Prof Wan Mohd Nor Wan Daud dan Dr Adian Husaini.

Kelemahannya, sama seperti Yunani, tradisi ilmu di China tidak memiliki dasar wahyu. Tradisi ilmu di China hanya berasaskan kecintaan kepada keluarga, kesejahteraan dan kejayaan dalam sejarah. “Mereka menekankan pada kejayaan duniawi,” kata Prof Nor.

Budaya ilmu di India bertolak belakang dengan China. Dalam falsafah ilmu di India Kuno, semua cabang ilmu tumbuh dan berkembang di sekitar keperluan agama Hindu. Ilmu didasarkan kepada agama dan untuk agama. Mereka membelakangi dunia sebagai tujuan ilmu pengetahuan.

Sayangnya, tradisi ilmu di India bersifat tertutup. Golongan kasta rendah, seperti Sudra, dilarang membaca karya primer. Mereka hanya diperbolehkan mendengar dan membaca karya-karya sekunder. Kasta Sudra dilarang membaca kitab suci “Vedas”.

Selain itu, Prof Nor juga menyinggung Jepang yang juga memiliki tradisi ilmu. Jepang yang pernah dihancurkan dengan bom atom, dalam waktu 30 tahun telah mampu bangkit dan hampir mengalahkan Amerika Serikat.

Jika diteliti itu juga tidak lepas dari peranan ilmu. Motivasi pelajar, setelah Perang Dunia Kedua, terkandung dalam buku teks pendidikan moral sekolah dasar yang kemudian terbawa ke dalam individu, keluarga, masyarakat dan negara.

red: shodiq ramadhan

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button