SUARA PEMBACA

Cukup Satu Kata untuk RUU HIP, Tolak!

Jelas sekali, pernyataan yang diduga dari Hasto ini mengandung kebencian pada Islam. Ada dua alasan mengapa bisa disimpulkan demikian. Pertama, isu radikalisme selalu dituduhkan pada Islam. Masih lekat dalam ingatan kita, ketika Menteri Agama yang baru dilantik pada waktu itu, Fachrul Razi mengatakan radikalisme dimulai dari masjid (merdeka.com, 07/11/2019).

Di masjid cuma sholat, membaca Al-Qur’an, pengajian, ceramah, kok dibilang radikal. Sementara aksi brutal penyerangan dan pembunuhan yang dilakukan oleh KKB Paupa, tak pernah disebut radikal.

Kedua, khilafah adalah ajaran Islam. Membuka kitab fikih dari para iman mazhab, pasti akan mendapati pembahasan tentang kewajiban adanya khilafah. Bahkan di buku pelajaran fikih yang menjadi buku pegangan di kalangan pesantren dan madrasah, ada satu Bab tentang Khilafah.

Dan ketika Menag Fachrul Razi diangkat, buru-buru memindahkan materi Khilafah dari fikih ke SKI (Sejarah Kebudayaan Islam). Awalnya hendak dihapus, namun karena banyak yang menentang, akhirnya dipindahkan ke tarikh/sejarah.

Khilafah juga bisyarah Rasulullah saw dalam hadits riwayat Ahmad. Hadits yang berisi tentang fase-fase umat Islam menyebutkan kembalinya kekhilafahan yang mengikuti metode kenabian. Khilafah juga janji Allah Swt. dalam surah An-Nur ayat 55. Bukankah Allah dan Rasul-Nya tak pernah menyalahi janji.

Lalu, dimana letak kesalahannya sehingga umat muslim Indonesia dilarang menjemput janji Allah dan menyongsong bisyarah Rasulullah?

Dan jika melihat sejarah, kekhilafahan Turki Utsmani memiliki peran besar di nusantara. Proses masuknya Islam di Nusantara melalui para ulama dan dai yang dikirim Khalifah. Para ulama juga yang mengobarkan semangat jihad mengusir penjajah di Indonesia.

Bandingkan dengan PKI, yang dilakukannya justru memberontak dan mencoba mengambil alih kekuasaan yang sah. Membunuhi para ulama, santri, jenderal, dan rakyat dengan cara yang sadis dan tak berperikemanusiaan.

Sejarah seringkali berulang. Semestinya sejarah bisa menjadi pelajaran untuk kita. Dua kali PKI memberontak dan membantai, jangan sampai terjadi yang ketiga kali dengan adanya RUU HIP ini. Jadi, cukup satu kata untuk RUU HIP: TOLAK!!!

Mahrita Julia Hapsari, M.Pd
Praktisi Pendidikan

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button