FILANTROPI

Dewan Pembina ACT: Wakaf Solusi Bencana Kemiskinan

Dana wakaf yang terkumpul selama ini dikelola untuk berbagai program, antara lain yang baru saja diluncurkan adalah proyek 500 hektare sawah wakaf di Jawa Timur.

“Kami juga sudah menyalurkan Wakaf Modal Usaha Mikro (WMUM) untuk 11 ribu UMKM di Indonesia selama pandemi,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum MUI KH. Miftahul Akhyar mengatakan untuk menyejahterakan kehidupan umat, maka dibutuhkan modal. Ia menukil pernyataan sahabat Amru bin Ash yang mengatakan: tidak ada sebuah kekuasaan kecuali dipimpin oleh orang yang memiliki sifat kepemimpinan, dan tidak bisa kepemimpinan itu lepas dari modal/maal.

“Kita menghilangkan kemiskinan ya mustahil karena pasti selalu ada, dan sebaliknya kita membuat semua miskin juga mustahil, pasti ada keseimbangan. Tapi ikhtiar dan perjuangan membangun ekonomi umat ini kami respek sekali,” ungkapnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya gerakan penguasaan ekonomi umat, karena melalui penguatan ekonomi yang adil umat ini akan kembali berdaya dan menjadi rahmat bagi semesta alam.

“Karena seperti kata Imam Ghazali, sifat adil dan jujur merupakan kunci dari kesejahteraan dan kemakmuran. Maka barang siapa yang menerapkan syariat atau tatanan Allah, siapapun akan sukses, dan sebaliknya siapapun yang menentang syariat Allah dia akan disingkirkan oleh Allah walaupun dia muslim,” tegas Kiai Miftah.

Pada sesi talk show hadir sebagai narasumber Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Prof. Muhammad Nuh, DEA., dan Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ibnu Khajar. Talk show ini dimoderatori oleh Gus Yusuf, Sekjen Yayasan Penguatan Peran Pesantren Indonesia (YP3I).

Sederet ulama dan tokoh nasional hadir dalam acara tersebut. Di antaranya Ketua Umum MUI KH. Miftachul Akhyar, Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Prof. Muhammad Nuh, DEA, Pembina YP3I KH. Mahfudz Sobari, Ketua Umum Yayasan Penguatan Peran Pesantren Indonesia (YP3I) Marzuki Alie, Prof Dr. Mufti Mubarak mewakili Badan Perlindungan Konsumen Indonesia, serta Ketua Komisi Perekonomian MUI.

red: shodiq ramadhan

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button