NASIONAL

Diorama Tiga Jenderal Penumpas PKI Hilang, Dudung Minta Gatot Tabayun

“Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa,” ujar mantan Panglima Kodam Jaya tersebut.

Sebelumnya, Panglima TNI periode 2015-2017 Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang menyampaikan informasi itu ketika menjadi pembicara webinar bertema ‘TNI Vs PKI’ di Jakarta Ahad (26/9) malam.

Gatot mengungkapkan, tiga patung diorama, yaitu Jenderal TNI AH Nasution (Menteri Pertahanan dan Keamanan), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD atau sekarang Kopassus), telah raib.

Gatot menyebut, diorama G30S/PKI yang hilang tersebut adalah momen ketika Mayjen Soeharto memerintahkan Komandan RPKAD Sarwo Edhie Wibowo untuk menumpas PKI.

Di diorama itu terlihat Mayjen Soeharto berdiri di hadapan Sarwo Edhie. Kemudian, di sebelahnya tampak Jenderal AH Nasution tengah duduk sambil memegang tongkat, dan mengangkat kakinya ke meja dengan diperban, usai ditembak personel Cakrabirawa.

Gatot mengaku, awalnya tidak percaya saat menerima kabar hilangnya diorama G30S/PKI dan patung Pahlawan Revolusi di Markas Kostrad. Gatot pun mengutus seseorang ke lokasi tersebut untuk memeriksa kebenarannya. Gatot menuturkan, utusannya itu kemudian mengirimkan foto ruangan yang dimaksud sudah dalam keadaan kosong.

“Ini sudah ada penyusupan paham-paham kiri, paham-paham komunis di tubuh TNI,” kata Gatot.

“Mengapa saya sampaikan ini? Untuk mengingatkan bahwa indikasi seperti ini apabila dibiarkan maka peristiwa kelam tahun 65 bisa terjadi lagi. Betapa menyakitkan dan menyedihkan. Yang korban rakyat juga,” ucap Gatot.

red: a.syakira

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button