INTERNASIONAL

Israel Tak Konsisten, Perundingan Gencatan Senjata Buntu

Jakarta (SI Online) – Anggota biro politik Hamas, Mohammad Nazzal, mengungkapkan, perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza yang berlangsung di Ibu Kota Qatar, Doha, menemui jalan buntu lantaran sikap Israel.

Saluran berita Al Jazeera yang mengutip Nazzal, pada Jumat (29/03) mengatakan perundingan di Doha tidak menghasilkan rasa saling pengertian, meskipun ada upaya dari para mediator.

Walhasil, perundingan tersebut menemui jalan buntu karena sikap rezim Israel yang tak konsisten.

Nazzal menegaskan bahwa intensifikasi langkah militer di Gaza tidak akan membantu pemulangan tawanan Israel, dan ancaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melakukan operasi di Rafah tidak membuat pejuang Hamas ciut.

PM Israel tolak perjanjian pertukaran sandera

Media Israel pada Jumat (29/03) mengabarkan, Benjamin Netanyahu menolak kemungkinan perjanjian pertukaran sandera dengan Hamas yang awalnya diterima positif oleh kepala badan mata-mata Mossad David Barnea dalam pertemuan dengan mediator di Doha, Qatar.

Barnea yakin bahwa kesepakatan dengan Hamas dapat terjadi, tetapi Netanyahu menolak rincian perjanjian yang ditunjukkan kepadanya, demikian lapor Channel 12 yang mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.

Menurut saluran tersebut, usulan perjanjian mencakup pembebasan 40 tahanan Israel sebagai imbalan atas kembalinya penduduk Gaza utara tanpa syarat ke rumah mereka.

Dilaporkan juga bahwa Netanyahu menganggap proposal tersebut “lemah” dari sudut pandang Israel dan memerintahkan persiapan pendudukan Rafah di Jalur Gaza selatan.

Sementara itu anggota Kabinet Keamanan Israel Benny Gantz dan Gadi Eisenkot juga mendukung posisi Barnea, tetapi tidak mencegah Netanyahu dari menentang dan menolak perjanjian tersebut, kata media tersebut.

Di bawah kepemimpinan Barnea, delegasi Israel terbang ke Doha pada 18 Maret untuk membahas pertukaran sandera dan gencatan senjata Gaza.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button