MUHASABAH

Kemesraan Jokowi-Prabowo Segera Berlalu?

Edhy bagaimanapun merupakan tangan kanan Prabowo di pemerintahan.

Dia dikader sejak usia belia oleh Prabowo.

Diselamatkan, disekolahkan, dikader, hingga didudukkan menjadi menteri.

Berarti dia mempunyai posisi sangat spesial bagi Prabowo. Bukan hanya Ring 1, tapi Ring 1/2.

Betapa spesialnya Edhy bisa terlihat ketika menghadap Jokowi di Istana Merdeka. Dia datang bersama Prabowo.

Pakaian yang dikenakan pun sama. Seragam kebesaran Gerindra atasan putih, dengan bawahan warna kaki.

Penangkapan Edhy jelas merupakan pukulan telak bagi Prabowo.

Penangkapan Edhy menunjukkan tidak ada proteksi, dan perlakuan spesial dari istana.

Prabowo pasti tahu dan paham, ada beberapa petinggi partai yang nyaris ditangkap KPK. Tapi bisa berkelit, dan tidak ada kelanjutan kasusnya.

Sebagai anggota koalisi, posisi Prabowo c/q Gerindra harusnya, sekali lagi harusnya, sangat spesial di pemerintahan.

Selain jumlah kursinya di DPR terbesar kedua setelah PDIP, Prabowo juga masuk kabinet karena “diminta” oleh Megawati dan Jokowi.

Dimulai pertemuan dengan Jokowi di stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Diakhiri makan siang di resto Satay House, Senayan.

Dilanjutkan dengan jamuan makan nasi goreng spesial di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta.

Posisinya jelas beda dengan partai yang lain. Dia diminta masuk, untuk memberi legitimasi yang lebih kuat terhadap pemerintahan Jokowi.

Kalau setelah masuk, ternyata salah satu orang kepercayaannya dibiarkan dicokok oleh KPK, ini jelas sebuah penghinaan besar bagi Prabowo.

Marwahnya sebagai figur yang sering menggembar-gemborkan pemberantasan korupsi. Maling-maling uang rakyat, begitu dia sering secara lugas menyebut, benar-benar tercoreng.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button