Ketika Saya ‘Diadili’
Peristiwanya terjadi setahun lalu. Syawal 1443 Hijriyah. Saat itu saya lagi di Tulungagung, kampung istri saya.
Tiba-tiba HP saya berdering. Pimpinan MUI Depok telepon ingin bertemu dengan saya. Tapi orang itu tidak menjelaskan maksud pertemuan. Oh ya sebagai informasi saya termasuk Anggota MUI Depok. Tepatnya sebagai Sekretaris Komisi Hubungan Antar Umat Beragama.
Tiba-tiba di grup WA MUI Depok lagi ramai dengan artikel saya. Judul artikel saya yang membuat heboh itu adalah “Istighfarlah Yaqut.” Ramainya artikel itu karena Cokro TV menayangkan dan memojokkan saya. Saya dianggap membuat hoax atau kebohongan.
Cokro TV membuat judul “Menteri Agama Gus Yaqut Difitnah MUI Depok?” Saya juga dianggap intoleran oleh Cokro TV.
Ketua MUI Depok kemudian membuat klarifikasi bahwa tulisan itu tidak atas sepengetahuannya dan ia tidak ada masalah dengan Menteri Agama Gus Yaqut. Pernyataan Ketua MUI Depok ini ditayangkan dalam TV MUI Depok (YouTube).
Melihat hal itu kemudian saya membuat klarifikasi tentang tulisan saya. Saya sama sekali tidak membuat hoax. Bagi saya, yang puluhan tahun pengalaman menulis, jujur adalah prinsip yang harus dipegang baik dalam omongan maupun tulisan. Bohong adalah dosa dan haram bagi kehidupan saya.
Tulisan saya berjudul “Istighfarlah Yaqut” itu viral. Padahal tulisan yang pertama kali dimuat di suaraislam.id itu saya buat dengan santai dan hanya pakai HP. Saya buat tulisan itu di sebuah rumah sederhana yang asri di kampung Ngunut, Tulungagung, yang sekitarnya dikelilingi persawahan.
Menurut Shodiq Ramadhan, Redpel Suara Islam, tulisan saya waktu itu telah dibaca lebih 50 ribu orang. Belum yang tersebut di puluhan grup-grup WA. Karena itu tidak heran bila Cokro TV menfitnah saya dengan tuduhan membuat hoax. Anda bisa mengecek kembali tuduhan Cokro TV itu di channel YouTube.
Mungkin Cokro TV dendam kepada saya karena saya pernah menulis dan juga viral. Judul tulisan itu “Cokro TV Geng Perusak Islam.”
Jadi tulisan Istighfarlah Yaqut itu faktanya bersumber dari beritasatu.com yang judulnya “Ini Tiga Hal yang Dibahas Menag dan Tujuh Uskup di Ambon”. Di situ diungkap adanya kesepakatan Menteri Agama dengan beberapa Uskup di Ambon. Yaitu ingin mengubah Hari Kelahiran dan Wafatnya Isa Al Masih dengan Hari Kelahiran dan Wafatnya Tuhan Yesus.
Di artikel itu saya tulis saya keberatan. Para founding fathers kita sudah tepat menamakan hari tentang Isa Al Masih itu. Kalau diganti dengan Hari Kelahiran dan Wafatnya Tuhan Yesus, maka umat Islam terpaksa mengatakan Tuhan Yesus. Dan kemudian saya tambahkan tentang dialog Rasulullah dengan pendeta Najran agar masuk Islam. Lebih lengkapnya baca: “Istighfarlah Yaqut.”
Rupa rupanya selain Cokro TV banyak channel lain yang juga ikut ikutan memojokkan saya. Anda bisa melihatnya di YouTube.