NASIONAL

KH Muhyiddin Junaidi: Pembatalan Haji Bukti Lemahnya Diplomasi

Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi menilai bahwa keputusan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumnas yang membatalkan keberangkatan jemaah haji ke Tanah Suci pada tahun 2021 sebagai bukti lemahnya diplomasi.

“Pembatalan dini pemberangkatan jamaah haji Indonesia oleh pemerintah adalah bukti nyata lemahnya diplomasi Jakarta dalam bidang keagamaan dan sosial budaya. Seharusnya Indonesia lebih intensif melakukan lobi ke Riyadh,” ujar Kiai Muhyiddin melalui keterangannya kepada Suara Islam Online, Senin (7/6/2021).

Menurutnya, jalur diplomasi ganda tidak berjalan mulus karena serangan buzzer anti ulama dan muslim garis lurus semakin di luar kendali seakan Islam agama anti peradaban dan biadab.

Baca juga:

“Penilaian negatif terhadap para ulama sering diviralkan dengan narasi anti Arab. Persekusi kepada IB HRS (Imam Besar Habib Rizieq Syihab) dan para pendukungnya menambah warna Islamofobia para penguasa negeri ini,” ungkapnya.

Sementara itu, kata Kiai Muhyiddin, para cerdik pandai dan ulama tak sedikit yang diam untuk menyelamatkan diri dari sumber penghasilan.

Kiai Muhyiddin menilai, kebijakan pembatalan haji tersebut tidak tepat dilakukan disaat Pemerintah Arab Saudi belum mengeluarkan keputusan resmi.

“Adalah sangat tak etis Indonesia mengeluarkan kebijakan yang ceroboh dan minus adab hanya dengan alasan teknis dan klasik tanpa mempertimbangkan aspek historis dan norma diplomasi international,” jelasnya.

Ketua Bidang Luar Negeri dan Hubungan Internasional PP Muhammadiyah itu mengatakan, pertemuan langsung antar pemimpin negara dalam rangka diplomasi penting dilakukan.

“Kunci keberhasilan diplomasi di Timur Tengah lebih banyak ditentukan oleh silaturrahim antar pimpinan. Sikap Indonesia berbeda dengan sikap banyak negara OKI yang memilih sabar menunggu sikap Saudi,” tuturnya.

“Oleh karena itu sangat wajar jika banyak pihak mempertanyakan kebijakan Jakarta yang mendahului Qada dan Takdir. Aneh bin ajaib Menag Yaqut menjawabnya dengan nyanyian versi Jabariyah,” tandas Kiai Muhyiddin.

red: adhila

Artikel Terkait

Back to top button