KHOTBAH

Khotbah Iduladha 1444 H: Besarkan Syiar Hari Raya Kurban

Setiap pekurban yang menyembelih kurban dengan niat ikhlas lillahi ta’ala jelas akan mendapatkan pahala sangat besar dan ridha Allah SWT dan sembelihannya itu akan menjadi penghalang baginya dari api neraka. Diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda:

«مَنْ ضَحَّى طَيِّبَةً بِهَا نَفْسُهُ، مُحْتَسِبًا لِأُضْحِيَّتِهِ؛ كَانَتْ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ»

“Siapa saja yang menyembelih kurban dengan senang hati, berusaha menggapai pahala dan ridlo-Nya, maka ritual sembelihan kurbannya itu akan menjadi hijab/penghalang baginya dari api neraka.” (HR. Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir lit Thabrani Juz 3/84).

Larangan Rasulullah Saw kepada orang yang tak mau berkurban (padahal dia mampu berkorban) untuk mendekati mushalla Nabi Saw maknanya adalah dia tak layak diakui sebagai bagian dari jamaah kaum muslimin, umat Nabi Muhammad Saw. Bayangkan jika larangan itu ternyata berlaku pada hari kiamat di Padang Mahsyar nanti dimana kita semua sangat butuh dengan syafaat baginda Rasulullah Saw?!

Oleh karena itu, pesiapkanlah diri kita dengan menabung maupun giat berusaha agar kita senantiasa bisa berkurban dan kembali menyembelih kurban tiap tanggal 10-13 Zulhijjah untuk membesarkan syiar agama Allah sebagai umat Islam, umat Nabi Muhammad Saw, dengan ketakwaan untuk mencari ridha Allah SWT. Apalagi dalam doa iftitah dalam shalatlima waktu kita selalu mengucapkan:

إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي للَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Sesungguhnya shalatku, kurbanku, hidupku, dan matiku untuk Allah Rabbul Alamin.” (HR. Imam As Syafi’i dalam Musnad Syafi’i Juz 1/257).

Dalam sebuah riwayat hadits dari Jabir bin Abdillah r.a. bahwasanya Baginda Rasulullah Saw. pada Iduladha menyembelih dua ekor domba Kibasy, ketika menghadapkan keduanya Rasulullah Saw berkata:

: «إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ مِنْ مُحَمَّدٍ وَأُمَّتِهِ» [التعليق] 2899 – قال الأعظمي: إسناده صحيح . صحيح ابن خزيمة (4/ 287)

“Aku hadapkan diriku benar-benar dan tulus kepada Zat yang telah menciptakan langit dan bumi dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. Sesungguhnya sholatku, kurbanku/sembelihanku, hidupku, dan matiku untuk Allah Rabul Alamin. Tiada sekutu bagiNya. Demikianlah aku diperintahkan, Dan aku adalah orang yang pertama-tama muslim. Bismillah Allahu Akbar! Ya Allah ini dari-Mu dan untuk-Mu dari Muhammad dan umatnya”. (Hadits Sahih dalam Kitab Sahih Ibnu Khuzaimah Juz 4 halaman 287).

Allahu Akbar 3x walillahil hamd
Kaum muslimin rahimakumullah,

Kelima, pentingnya dimensi sosial dalam spirit membesarkan Iduladha dan menyembelih kurban.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button