KHOTBAH

Khotbah Iduladha 1444 H: Besarkan Syiar Hari Raya Kurban

Dimensi sosial dari ibadah penyembelihan kurban ini dapat kita pahami dari sabda Nabi Saw:

” مَنْ ضَحَّى قَبْلَ الصَّلَاةِ فَإِنَّمَا ذَبَحَ لِنَفْسِهِ , وَمَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلَاةِ فَقَدْ تَمَّ نُسُكُهُ وَأَصَابَ سُنَّةَ الْمُسْلِمِينَ “.

”Siapa yang menyembelih kurban sebelum shalat Ied berarti dia telah menyembelih untuk dirinya sendiri. Dan siapa saja yang menyembelih setelah shalat Ied berarti sempurna kurbannya dan mendapatkan sunnah kaum muslimin.” (HR. Baihaqy dalam As Sunan Al Kubra Juz 9/464).

Ketika menerangkan makna membesarkan dalam firman Allah SWT “waman yua’azzhim sya’aairallah” (QS. Al Hajj ayat 32), Imam Jalalain dalam tafsirnya mengatakan dengan menyembelih yang paling bagus dan paling gemuk. Ini maknanya ada dimensi sosial dalam melaksanakan syariat ibadah kurban, yakni dengan daging yang lebih banyak dan lebih bagus atau lebih sehat.

Baginda Rasulullah Saw juga mengajarkan kepada kita dalam mengagungkan syiar Hari Raya Kurban, agar kita berkurban dengan menyembeih hewan kurban yang paling bagus.

Sayyidina Umar bin Al Khaththab r.a. pernah mengatakan kepada Baginda Rasulullah Saw bahwa dirinya punya onta Najibah yang sangat tinggi harganya yakni 300 dinar, setara dengan sekitar 30 onta biasa. Dia mau menjual onta itu untuk dibelikan dengan onta biasa untuk dikorbankan. Tapi Rasulullah menyuruh agar Umar r.a. menyembelih onta Najibah yang sangat mahal tersebut.

Sayyidina Umar r.a. menyembelihnya sesuai perintah Rasulullah Saw tersebut. Artinya, kalau kita mampu berkorban dengan menyembelih sapi Limousin, maka sembelihlah, jangan menyembelih sapi biasa. Kalau kita mampu berkorban dengan empat sapi, maka sembelihlah satu ekor sapi tiap hari dari tanggal 10 sampai dengan tanggal 13 Zulhijjah. Sehingga masyarakat di sekitar kita bisa makan daging kurban setiap hari dan semarak Iduladha demikian terasa.

Alangkah indahnya bila selama empat hari raya Iduladha (10,11,12,dan 13 Zulhijjah) masjid-masjid kita menyembelih kurban, mengumandangkan takbir, dan menyediakan makan siang gratis dengan berbagai menu dari hewan kurban. Inilah makna mengagungkan syiar agama Allah!

Untuk itu perlu gerakan umat untuk mengagungkan syiar-syiar agama Allah SWT untuk mencari keridhaan-Nya sebagaimana firman-Nya:

ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

Demikianlah dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, Maka Sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (QS. Al Hajj 32).

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button