KHOTBAH

Khotbah Iduladha 1444 H: Besarkan Syiar Hari Raya Kurban

Allahu Akbar 3x walillahil hamd
Kaum muslimin rahimakumullah,

Mengapa kita harus mengagungkan syiar Iduladha dan syariat menyembelih kurban?

Pertama, syariat ibadah shalat Iduladha dan menyembelih kurban adalah satu rangkaian dengan ibadah haji dimana itu semua merupakan syiar agama Allah yang wajib diagungkan.
Allah SWT berfirman:

{إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ } [البقرة: 158]

Sesungguhnya bukit Shafaa dan bukit Marwa adalah sebahagian dari syiar agama Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, Maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. dan Barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Menyukuri kebaikan lagi Maha mengetahui.” (QS. Al Baqarah ayat 158).

Syiar-syiar Allah dalam ibadah haji adalah seluruh prosesi dalam manasik haji, baik itu dimulai dengan mengenakan pakaian ihram dan berjalan dari miqat, bermalam di Mina pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah), wukuf di Padang Arafah (9 Dzulhijjah), bermalam di Muzdalifah (malam 10 Dzul Hijjah), lalu melempar Jumrah sebagai simbolisasi melempar syetan di Mina (10, 11, 12 Dzulhijjah), melaksanakan tahalul (dengan memotong/mencukur rambut), serta thawaf wada’ sebagai perpisahan.

Termasuk di antara syiar haji adalah menyebut-nyebut asma Allah SWT dalam menyembelih korban serta memakannya dan membaginya kepada fakir miskin sebagaimana firman Allah SWT (QS. Al Hajj 28).

Bahkan secara khusus Allah SWT menyatakan bahwa “Al Budna”, yakni hewan kurban baik onta, sapi, atau kambing/domba adalah termasuk syiar agama Allah SWT sebagaimana firman-Nya:

وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ كَذَلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syiar agama Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam Keadaan berdiri (dan telah terikat). kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang meminta maupun orang yang tidak meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur. (QS. Al Hajj 36)

Apalagi syiar-syiar haji itu diperkuat dengan Iduladha, atau hari raya Kembali Berkurban yang dirayakan oleh umat Islam sedunia. Sehingga gaungnya mendunia. Allah SWT memuji pengagungan syiar-syiar Allah dalam firman-Nya:

ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

Demikianlah dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.(QS. Al Hajj 32).

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button