LPPDI Thoriquna Bantu Korban Bencana dengan Basis Masjid
Jakarta (SI Online) – Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Dakwah Islam (LPPDI) Thoriquna, terus berperan dalam misi-misi kemanusiaan. Mereka mengaku, sebagai aktivis kemanusiaan yang juga aktivis dakwah Islam, para pegiat Thoriquna dalam membantu masyarakat yang terkena bencana sebagai bagian dari upaya mereka mengamalkan hadits nabi yang berbunyi: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”.
“Kami ada di Lombok, Palu dan juga di tempat-tempat bencana lainnya karena kami ingin bisa mengamalkan hadits Rasulullah Saw. Ingin berguna buat manusia lain. Tidak banyak yang bisa kami bantu tapi kami ingin berbuat dengan karya nyata yang bermanfaat buat manusia lainnya. Apalagi ketika manusia yang lainnya sedang mengalami kesulitan,” ungkap Pembina LPPDI Thoriquna, Ustaz Haris Amir Falah dalam pernyataan tertulisnya, Senin (01/11).
Bagi Haris, meskipun dengan kemampuan yang terbatas, kontribusi Thoriquna kepada sesama Muslim adalah bentuk ihtimam (perhatian) terhadap mereka yang tertimpa bencana.
“Dengan kemampuan yang terbatas, kami ingin memberikan ihtimam yang maksimal. Bukan hanya berita-berita mereka yang kami ikuti tapi juga doa bahkan kami turun ke lapangan untuk membantu mengurangi penderitaan mereka yang sedang tertimpa musibah,” ujarnya.
Menurut Haris, Thoriquna berprinsip untuk menunjukkan empati yang mendalam terhadap korban bencana khususnya di Palu, Sigi dan Donggala maka aktivis dakwah Thoriquna harus bisa merasakan langsung bagaimana perasaan korban ketika harus kehilangan banyak hal. Kehilangan harta, keluarga dan tempat tinggal. Dan tinggal di tenda-tenda pengungsian dalam waktu yang lama serta berinteraksi dengan para pengungsi merupakan bagian dari wujud konkrit empati aktivis Thoriquna. Hal ini juga menjadi pelajaran berharga buat aktivis Thoriquna agar terus bisa mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan berupa kenikmatan keselamatan dan keamanan.
Mencontoh titik kebangkitan dakwah dan jihadnya Rasulullah Saw yang dimulai dari titik hijrahnya beliau ketika tiba di Yatsrib dengan membangun masjid, gerak langkah Thoriquna juga juga berasal dari masjid. Dan dari masjid diatur segalanya.
“Karena masjid adalah merupakan tempat perwujudan bersama seluruh kaum muslimin. Kami ingin meniru kesuksesan beliau bermula dari masjid. Mengembalikan fungsi masjid sebagaimana pada awalnya. Bahwa masjid bukan hanya tempat shalat tapi masjid juga menjadi markas pembinaan umat. Masjid menjadi tempat untuk mengatur perekonomian umat bahkan masjid adalah tempat yang ideal untuk bicara politik. Maka kami mulai dari masjid, rumah Allah,” tandas Haris.
Sebagai informasi, setelah berbulan-bulan terjun langsung membantu korban gempa di Lombok, NTB, kini para aktivis Thoriquna juga ikut turun berpartisipasi meringankan beban masyarakat yang terdampak bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di wilayah Sulawesi Tengah.
Red: farah abdillah