#Menuju Pilpres 2024RESONANSI

Menebak Arah Komando Imam Besar untuk Pilpres 2024

Langkah menyakitkan bagi sebagian besar pendukung diambil Prabowo. Ia justru kemudian bergabung dengan rezim pemenang. Setelah bergabung, secara terbuka diketahui, tidak ada komunikasi lagi antara Prabowo dengan ‘mantan’ pendukungnya itu. Hingga akhirnya, jelang Pilpres 2024 ini, Prabowo memuja-muji habis Jokowi dan program-program yang dulu dikritiknya.

Ditambah bagai petir di siang bolong, petinggi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengklaim bila Prabowo mengaku menyesal dekat dengan kelompok-kelompok intoleran. Kelompok intoleran adalah stigma yang diberikan lawan politik kepada kelompok 212, seperti FPI, PA 212, GNPF-Ulama dan jamaahnya.

Belum ada bantahan langsung dari Prabowo soal itu. Tetapi sebagai umat Islam, kita punya rumus dari Al-Qur’an: jika ada kabar yang datang dari orang fasik maka harus diteliti, diverifikasi, di-tabayyun kebenarannya. Jangan-jangan salah. Apalagi, Grace dalam hal ini bukan hanya tergolong “fasiqun”, namun lebih dari itu.

Tetapi, mengatakan “menyesal” itu juga bukan yang pertama kali bagi Prabowo. Ketum Partai Gerindra ini saat kampanye Pilgub DKI 2016 lalu dan jelang Pilpres 2019 lalu juga mengaku menyesal dan minta maaf pernah memilih Ahok sebagai Wagub DKI Jakarta. Dan ungkapan itu tidak sekali dua kali diucapkannya secara terbuka. Artinya, bisa jadi kabar yang disampaikan Grace itu ada benarnya. Sungguh menyakitkan!

Ketiga, kemungkinan besar Imam Besar HRS akan mengarahkan dukungannya kepada Anies Baswedan.

Alasannya sederhana. Anies adalah sosok yang didukung umat Islam pada Pilkada 2016 lalu. Lima tahun memimpin Jakarta penuh pretasinya. Ia dinilai tidak mengecewakan umat, bukan hanya umat Islam juga umat agama lainnya. Ia bisa mengayomi warga, tanpa melihat latar belakangnya. Ia dekat dan merangkul tanpa melakukan stigmatisasi pada warganya.

Narasi yang disampaikan Anies adalah narasi keadilan. Prinsip yang dia pegang adalah menjalankan pemerintahan sesuai aturan dan konstitusi.

Jika mendukung Anies, kelompok Islam 212 ini cukup hanya dengan membuat semacam piagam dukungan. Bahwa kelompok Islam mendukung Anies dengan syarat a,b,c, dan seterusnya. Dan selama ini kelompok Islam itu permintaannya juga tidak muluk-muluk.

Adapun jika nanti akhirnya benar yang didaftarkan adalah pasangan Anies-Muhaimin (AMIN), malah akan jadi kekuatan tersendiri. Bersatunya kekuatan Islam modern dengan Islam tradisional. Kesempatan untuk meruntuhkan anggapan dan adagium-adagium lama yang terlanjur terpatri, yang menyebut dua kekuatan itu ibarat minyak-air yang tak dapat bersatu. Semoga. AMIN.[]

Shodiq Ramadhan, Redaktur Pelaksana Suaraislam.id.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button