Mengapa Kaum Muslimin Mundur?
Kemudian Sayyid Qutb, menulis tentang kelebihan buku an-Nadwi ini dalam segi penjabaran sejarah Islam dan kritiknya terhadap sejarah Barat.
“Orang-orang Eropa sudah cukup banyak menulis sejarah tentang dunia menurut pandangan Barat. Sudah tentu mereka dipengaruhi oleh kebudayaan dan filsafat mereka yang bersifat kebendaan. Dan tentu mereka dipengaruhi oleh fanatisme Barat dan fanatisme keagamaan, disadari atau tidak disadari. Karena itulah mereka sering terjerumus dalam kekeliruan dan penyelewengan-penyelewengan di saat menulis buku-buku sejarah. Hal itu disebabkan oleh kelengahan mereka terhadap nilai-nilai hakiki dalam kehidupan ini, yang sebenarnya hanya dengan nilai-nilai itu sajalah sejarah kehidupan manusia dapat dijamin kelurusannya dan penafsiran-penafsiran peristiwa dapat dijamin kebenarannya.”
Selain Sayid Qutb, Prof Dr Yusuf Musa juga memberikan pujian terhadap buku ini, sehingga ia menamatkan bacaannya kurang dari sehari. Dan ia katakan: “Membaca buku ini adalah wajib bagi setiap orang Muslim yang bekerja untuk memulihkan kembali kejayaan Islam.”
Yusuf Musa kemudian menukil tulisan an-Nadwi sendiri, “Al-Qur’an dan perilaku Muhammad saw adalah dua kekuatan luar biasa besarnya yang sanggup mengorbankan api semangat dan keimanan di dalam dunia Islam. Tiap saat dua-duanya dapat mencetuskan revolusi besar terhadap masa jahiliyah, dan akan membuat umat yang pasrah tidak berdaya, rendah diri dan mengantuk, menjadi umat yang kuat, berkobar semangatnya penuh dengan amarah dan kebenciannya terhadap kejahiliyahan dan sistem kehidupan yang bobrok. Salah satu penyakit yang melanda dunia Islam dewasa ini ialah rasa puas menerima kehidupan duniawi, merasa lega hidup di tengah-tengah keadaan yang serba rusak dan secara berlebihan menyia-nyiakan hidup.”
Dalam bukunya ini Syekh Hasan an-Nadwi menguraikan secara rinci sebab-sebab kemunduran kaum Muslimin, sejarah kejayaan Barat terutama sejarah Romawi dan Persia dan obat agar kaum Muslimin mencapai kejayaan kembali. Patut diungkap di sini tentang kutipan an-Nadwi dari Iqbal dalam bukunya “Parlemen Iblis”. Dalam bukunya itu Iqbal mengungkap bahwa setelah parlemen Iblis bersidang tentang tantangan-tantangan mereka ke depan terutama terhadap sistem republik dan sosialisme, akhirnya mereka berkesimpulan bahwa semua sistem itu tidak berbahaya. Kecuali Islam, yakni umat Islam apabila mereka sadar akan kehebatannya. Iblis dalam sidang parlemen itu menyatakan:
“Aku tahu, bahwa umat Islam dewasa ini sudah banyak yang meninggalkan Al-Qur’an dan sekarang sedang dirangsang oleh harta kekayaan. Mereka sedang rindu ingin menimbun dan menyimpan harta sebanyak-banyaknya, sama seperti umat manusia lainnya. Aku tahu bahwa malam di Timur amat gelap gulita dan akupun tahu bahwa para ulama Islam dan para pemimpinnya tidak mempunyai tangan putih yang memancarkan sinar cahaya yang dapat menembus kegelapan dan menerangi dunia. Akan tetapi aku khawatir sekali kalau-kalau cobaan dan ujian yang sedang dihadapi oleh umat Islam dewasa ini akan dapat membangkitkan mereka dari tidur dan mengarahkan mereka kembali kepada syariat Nabi Muhammad Saw.
Kalian kuperingatkan, bahwa agama adalah agama yang tangguh melindungi pusakanya, pengawal kehormatan dan penjaga keselamatannya, agama keluhuran dan kemuliaan, agama kejujuran dan kesucian, agama kemanusiaan dan kepahlawanan, agama yang sedang berjuang menghapuskan segala bentuk perbudakan, melenyapkan sisa-sisa penghambaan manusia oleh manusia. Agama yang tidak membeda-bedakan antara si Tuan dan Budak, agama yang tidak mengistimewakan antara yang yang berkuasa dan kaum yang sengsara, agama yang dengan zakat membersihkan harta dari noda dan kotoran hingga menjadi jernih dan murni, agama yang menjadikan para pemilik harta sebagai manusia-manusia yang memperoleh kepercayaan Allah dititipi kekayaan.
Cobalah Anda renungkan mana ada revolusi atau perubahan kekuasaan yang lebih besar bahayanya daripada yang akan dicetuskan oeh agama itu pada saat sudah mengusai alam pikiran dan menjiwai amal perbuatan manusia? Yaitu pada saat manusia sudah mulai berteriak: Bumi ini adalah milik Allah bukan milik raja-raja atau sultan-sultan!
Oleh karena itu kalian harus mencurahkan segala kekuatan untuk membuat agama itu tetap jauh dari pandangan manusia. Kalian harus giat bekerja agar setiap muslim lemah kepercayaannya kepada Tuhan, dan tipis keyakinannya terhadap kebenaran agama Islam. Adalah lebih baik bagi kita setiap orang Muslim terus menerus sibuk dan tenggelam menekuni ilmu kalan atau ilmu-ilmu ketuhanan (teologi) lainnya. Biarkanlah mereka sibuk mentakwilkan kitab Allah dan ayat-ayat suci seenak sendiri. Tutuplah telinga orang Muslim rapat-rapat, karena dengan gema azan dan kumandang takbir ia dapat menghancurkan jimat-jimat dan mantera-mantera di dunia serta sanggup menggagalkan sihir kita. Kalian harus bekerja keras agar setiap orang Muslim tidur nyenyak lebih lama dan agar kesanggupannya datang terlambat.
Hai teman-teman, buatlah supaya setiap orang Muslim tidak bekerja sungguh-sungguh dan bermalas-malas, agar ia tertinggal dalam perlombaan di dunia. Adalah sangat baik bagi kita bila setiap orang Muslim menjadi budak orang lain, meninggalkan menjauhi dunia ini serta menyerahkannya kepada orang lain. Alangkah celakanya kita kalau umat Islam karena dorongan agamanya akan sanggup mengawasi dan menyelamatkan dunia ini dari kehancuran!.”