NUIM HIDAYAT

Nasihat Imam Al-Ghazali untuk Penguasa (1)

Nabi Saw bersabda, ”Manusia yang paling keras siksanya pada hari Kiamat nanti adalah seorang penguasa yang zalim.”

Nabi Saw bersabda, ”Setiap orang yang memimpin sepuluh orang rakyat saja, niscaya pada hari kiamat nanti ia akan didatangkan dengan kedua tangan dibelenggu ke leher. Jika amalnya baik, belenggu itu akan dilepaskan. Jika amalnya buruk akan ditambahkan padanya belenggu yang lain.”

Ali bin Abi Thalib mengatakan, ”Celaka besar bagi seorang hakim di muka bumi ketika ia nanti bertemu dengan Sang Hakim langit kecuali hakim yang adil dan memutuskan berdasarkan kebenaran. Ia tidak memutuskan berdasarkan nafsu, tidak condong kepada kaum kerabatnya dan tidak menukar keputusan hukum karena takut atau serakah. Tetapi ia menjadikan kitab Allah sebagai cerminnya  selalu memasangnya di depan matanya dan memutuskan berdasarkan isinya.”

Setiap malam Umar bin Khathab ke luar rumah untuk berpatroli supaya dapat melihat kesalahan-kesalahannya yang bisa diperbaiki. Ia mengatakan, ”Kalau aku sampai membiarkan ada seekor anak kucing yang pada bagian kakinya berkudis tidak diolesi minyak, aku khawatir pada hari kiamat nanti aku akan dimintai pertanggungjawaban tentang binatang ini.”

Perhatikan wahai penguasa, kehati-hatian dan tindakan adil Umar yang ketakwaan serta shalatnya tidak ada seorang pun yang menandinginya. Bagaimana ia selalu berfikir dan merasa takut akan huru hara kiamat. Sementara kau duduk santai tanpa memikirkan keadaan rakyatmu dan lupa mengurus orang-orang yang kaukuasai.”

Kaisar penguasa Romawi menyuruh seorang utusan menemui Umar bin Khathab ra untuk melihat kondisinya dan menyaksikan langsung tindakan-tindakannya. Begitu memasuki Madinah, sang utusan bertanya kepada beberapa penduduk setempat, ”Dimana raja kalian?” Mereka menjawab, ”Kami tidak memiliki raja. Yang kami miliki adalah seorang pemimpin yang biasa muncul di luar Madinah.” Ia lalu mencari Umar dan mendapati beliau sedang tidur di bawah terik matahari di atas tanah berpasir yang panas dengan berbantalkan tongkatnya, sementara keringatnya mengucur deras sehingga membasahi tanah.  Menyaksikan hal ini, hatinya tercenung khusyuk, lalu ia berkata dalam batinnya,”Semua raja di muka bumi ini selalu dicekam ketakutan karena tidak memiliki kepastian. Tetapi anda wahai Umar yang selalu berlaku adil, bagaimana anda bisa tidur nyenyak seperti itu? Penguasa kami yang selalu berbuat zalim tanpa merasa berdosa justru merasa aman dari rasa takut. Aku bersaksi bahwa agama anda adalah agama yang benar. Seandaianya kedatanganku itu bukan dalam kapasitas sebagai seorang utusan,  aku pasti langsung menyatakan masuk Islam. Tetapi aku berjanji setelah ini aku akan kembali lagi ke sini untuk masuk Islam.”

Wahai penguasa! Bahaya dan risiko kekuasaan itu sangat besar, ancamannya sangat serius dan penjelasannya sangat panjang. Seorang penguasa tidak akan selamat tanpa mendekati para ulama agama untuk belajar kepada mereka tentang cara-cara berbuat adil, dan tentang cara bagaimana mereka memberikan kemudahan menghadapi bahaya persoalan ini. (BERSAMBUNG). []

Nuim Hidayat, Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Depok.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button