OPINI

Partai Islam Minus Ideologi: Berkaca pada Mohammad Natsir

Mungkin bagi Natsir, pepatah yang mengatakan “We may lose the battle but we win the war” (Kita boleh kalah bertempur, tapi kita memenangkan peperangan) lebih tepat menggambarkan politik dengan bingkai dakwah tersebut. Karena politik hanyalah alat perjuangan dakwah, maka adakalanya kalah demi ideologi yang diyakini bisa membuahkan kemenangan pada akhirnya daripada harus mengorbankan ideologi itu sendiri.

Tetapi, kondisi sekarang justru memprihatinkan, ada partai Islam yang lebih mementingkan mendapat kursi kekuasaan daripada memperjuangkan aspirasi ummat untuk menumbangkan rezim pendukung “penista agama”. Mungkin bagi partai ini tujuan kekuasaan lebih utama daripada tujuan dakwah sehingga segala cara boleh ditempuh yang penting berkuasa dulu. Cara pandang seperti ini adalah cara pandang politik sekuler yang hampa nilai.

Dari keempat poin poin besar pemikiran dan sikap politik M. Nastir maka sebenarnya kita dapat menilai sejauhmana kondisi partai partai Islam yang ada sekarang ini. Mungkin masih ada harapan kepada beberapa partai Islam yang ada, tetapi bagi partai-partai Islam yang telah telanjur keluar dari nilai-nilai yang disebutkan di atas, tentunya kita berharap mereka segera mau menyadari kekeliruannya seraya para elitenya menyatakan mundur karena telah menghianati perjuangan umat Islam di Indonesia dalam menumbangkan rezim pendukung “penista agama”.

Semoga Allah segera mendatangkan pertolongannya kepada orang orang yang berjuang demi tegaknya kebenaran di muka bumi Indonesia ini. Amin ya Rabbal Alamin. Wallahua’alam Bishawwab.

H. Taufik Hidayat
Wakil Sekretaris Umum DDII

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button