PARENTING

Peran Orang Tua Bentengi Anak dari Kriminalitas

Belakangan terakhir berita negatif dan kriminalitas remaja berseliweran di berbagai media. Seperti maraknya begal; ratusan pelajar ajukan dispensasi nikah karena hamil; meningkatnya angka konsumsi narkoba dan bunuh diri; pemerkosaan anak dan lain sebagainya. Tentu saja berita-berita ini membuat miris para orang tua yang sangat khawatir terhadap masa depan anak-anaknya.

Tak mungkin ada asap jika tak ada api. Artinya berbagai kasus di atas terjadi dipastikan ada penyebabnya. Dengan menelaah secara mendalam, penyebab mendasar adalah lemahnya pegangan hidup (akidah dan syariat) remaja. Akibatnya menjalani kehidupan tak memiliki arah dan tujuan yang benar. Terbawa arus kehidupan sekuler yang menihilkan aturan agama dalam kehidupan. Tak segan melanggar syariat tanpa merasa berdosa. Akhirnya tak ada yang rugi selain diri sendiri.

Lantas apa yang harus dilakukan oleh orang tua menyikapi hal ini?

Pertama, orang tua harus menanamkan akidah Islam sejak dini kepada anak. Seperti yang dicontohkan Rasulullah Saw dalam membina generasi shahabat. Beliau Saw menanamkan akidah dengan mengajak berpikir secara rasional terhadap hakikat manusia, alam semesta dan kehidupan dengan panduan wahyu. Dengan berpikir rasional, orang tua akan dapat menjelaskan pada anak berbagai pertanyaan-pertanyaan terkait akidah. Misal mengapa manusia dan semua komponen alam semesta adalah makhluk; Mengapa Tuhan (Al Khaliq) yang pantas disembah hanyalah Allah bukan manusia ataupun makhluk lainnya; Mengapa Allah Maha Esa mustahil berbilang; Bagaimana kehidupan setelah kematian dan sebagainya

Dengan cara ini, penanaman akidah pada anak akan mengakar kuat dalam akal dan qalbunya. Sehingga anak hanya menyembah Allah SWT semata dan tak akan menyekutukanNya dengan makhlukNya sampai akhir hayatnya. Allah SWT berfirman :

وَوَصّٰى بِهَآ اِبْرٰهٖمُ بَنِيْهِ وَيَعْقُوْبُۗ يٰبَنِيَّ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰى لَكُمُ الدِّيْنَ فَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ۗ

Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Al Baqarah ayat 132).

Kewajiban di pundak setiap orang tua untuk bisa membimbing anak ke akidah yang benar. Karena orang tua adalah madrasah ula bagi anak. Orang tua tak bisa menyerahkan kewajiban ini pada pendidikan sekolah atau para ustad/ustadzah. Apalagi realitasnya pelajaran agama di sekolah terbatas.

Kedua, orang tua membimbing anak untuk taat syari’at sebagai pembuktian keimanan terhadap akidahnya. Harus tumbuh kesadaran pada anak bahwa hidupnya di dunia hanya untuk beribadah pada Allah. Sebagaimana firman Allah SWT:

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. (QS. Adz Zariyat ayat 56).

Tentu saja membimbing anak untuk taat syariat secara bertahap sesuai dengan perkembangan akalnya. Mengajarkan anak bahwa taat syariat adalah kebutuhan hidup seorang hamba Allah melebihi dari kebutuhan makan dan minum. Sehingga anak taat syariat bukan beban tapi kecintaan pada Allah dan RasulNya. Orang tualah yang memberikan keteladanan taat syariat pada anak. Dengan melakukan ritual ibadah bersama anak, mengakrabkan anak untuk duduk di majelis ilmu, berkumpul dengan orang-orang shalih, membaca buku ataupun mendengar kajian agama dari berbagai media dan sebagainya. Seraya tak lupa memanjatkan doa secara sungguh-sungguh pada Allah untuk kebaikan anak. Karena do’a adalah senjata orang tua untuk membuka rahmat Allah pada anak.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button