SIRAH NABAWIYAH

Peristiwa Hijrah: Pilar Tahun Baru Islam

Suatu malam di Kota Mekkah, Rasulullah Saw berniat hijrah ke Kota Yatsrib (Madinah) bersama sahabatnya, Abu Bakar As-Siddiq ra. Rencana Nabi diketahui oleh kelompok Quraisy, mereka merencanakan pembunuhan terhadap Rasulullah. Beliau tentu tak tinggal diam, startegi mulai diluncurkan dengan meminta Ali bin Abi Thalib untuk tidur di tempat Nabi agar bisa mengelabui kelompok kafir Quraisy.

Bertahun-tahun sebelumnya, Nabi Muhammad saw. dan para pengikutnya menghadapi berbagai tekanan dan ancaman dari kaum kafir Quraisy di Mekkah. Dakwah Islam yang menyerukan keesaan Allah Swt. dan kesetaraan manusia dianggap mengancam struktur sosial dan ekonomi masyarakat Mekkah kala itu. Situasi ini semakin memburuk setelah wafatnya pelindung Nabi, Abu Thalib sang paman dan istri tercinta, Khadijah.

Perjalanan hijrah penuh dengan tantangan dan risiko. Nabi memerintahkan kelompok kecil untuk lebih dulu meninggalkan kota Mekkah. Sedangkan Nabi Muhammad ditemani oleh sahabat setianya, Abu Bakar As-Siddiq menyusul kelompok itu dengan menempuh rute yang tidak biasa dilalui untuk menghindari pengejaran kaum kafir Quraisy. Iya, arah selatan (Yaman). Mereka bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari sebelum melanjutkan perjalanan ke Yatsrib. Laba-laba yang ditugaskan Allah untuk menenun jaring di mulut gua dan merpati yang bersarang di sana menyamarkan keberadaan Nabi dan Abu Bakar. Hal ini menunjukkan besarnya perlindungan Allah yang senantiasa menyertai mereka yang berjuang di jalan-Nya.

Selain merancang strategi yang cerdas, Nabi juga menyewa seorang guide yang berpengalaman untuk menunjukkan rute ke Yatsrib. Beliau juga membeli unta yang bugar untuk dijadikan tunggangan menuju kota itu. Putra Abu Bakar, Abdullah ditugaskan oleh Nabi menjadi inteligen untuk memantau situasi dan melaporkan perkembangan kepada Rasulullah dan ayahnya. Bukan hanya itu, untuk menutupi jejak Abdullah, juga ditugaskan Amir bin Fuhairah untuk menggembala kambing di daerah yang dilalui Abdullah. Suatu langkah yang sangat gemilang.

Di sisi lain, bertempat di kota Mekkah. Kaum Quraisy yang mengetahui rencana nabi untuk meninggalkan Mekkah segera menghampiri kediaman Nabi dan mendobrak pintu. Yang mereka dapati di balik selimut itu adalah Ali bin Abi Thalib. Bergegas mereka lari dan mencari keberadaan nabi. Namun Allah sudah lebih dulu menyelamatkan Rasulullah dan sahabatnya. Kafir Quraisy mengumumkan kepada penduduk Mekkah untuk menangkap Rasulullah dengan imbalan 100 ekor unta.

Karena imbalan yang sangat besar itu, Suraqah, seorang pemburu yang terkenal dari suku Mudlij sangat bersemangat dalam mencari Rasulullah dan sahabatnya. Hingga ia terperosok dalam jurang, semakin ia bangkit dari keterpurukannya, semakin susah untuk bangun. Terbersit dalam hatinya, sosok yang sedang dikejarnya bukan orang biasa, Ia dilindungi. Suraqah putus asa dan pulang dengan tangan kosong.

Setelah perjalanan yang menegangkan selama delapan hari, Nabi Muhammad saw. tiba di Quba, pinggiran Madinah, pada 12 Rabi’ul Awal. Beliau membangun masjid pertama di sana sebelum melanjutkan perjalanan ke pusat Madinah.

Tiba di Madinah

Rasulullah dan rombongan tiba di Yatsrib dengan sambutan yang gegap gempita. Mereka disambut gembira oleh penduduk setempat. Banyak dari kaum wanita dan anak-anak membacakan syair untuk menyambut kedatangan Baginda Rasul:

طَلَعَ الْبَدْرُ عَلَيْنَا، مِنْ ثَنِيَّةِ الْوَدَاعِ
وَجَبَ الشُّکْرُ عَلَيْنَا، مَا دَعَا لِلهِ دَاعِ

Kedatangan Nabi membawa dampak positif yang sangat besar bagi penduduk Yatsrib, Beliau tidak hanya berperan sebagai pemimpin agama, tetapi juga sebagai kepala negara. Beliau meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat yang harmonis melalui Piagam Madinah, sebuah konstitusi tertulis pertama yang menjamin hak-hak dan kewajiban seluruh penduduk Madinah, baik Muslim maupun non-Muslim.

Hijrah Nabi menjadikan ajaran Islam berkembang pesat. Wahyu-wahyu yang diturunkan di Madinah lebih banyak berbicara tentang hukum dan tata cara bermasyarakat, melengkapi ajaran-ajaran akidah yang lebih dominan pada periode Mekah. Islam mulai tumbuh dari sebuah komunitas kecil menjadi kekuatan politik dan spiritual yang signifikan di jazirah Arab.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button