NUIM HIDAYAT

Prabowo Mengancam Pecat Fadli dari Gerindra?

Tahun 2008, ia bersama Prabowo dan Hasyim membentuk Partai Gerindra. Meski dekat dengan tokoh-tokoh Islam, Fadli ingin membentuk partai nasionalis. Ia nampaknya ‘trauma’ dengan partai Islam, karena mempunyai pengalaman kurang baik dengan Partai Bulan Bintang, khususnya dengan Yusril Ihza Mahendra.

Fadli mengambil sarjana mudanya di Universitas Indonesia, jurusan Sastra Rusia. Kemudian tahun 2003, ia lulus S2 dari jurusan Development Studies, London School of Economics and Political Science. Dan tahun 2010 ia lulus S3 dari Program Studi Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia.

Selain aktif di organisasi, Fadli juga banyak menulis buku. Puluhan buku telah ditulisnya. Terakhir ia menulis buku “Jubir Rakyat: Melawan Konsolidasi Oligarki.” Buku setebal 453 halaman ini terbagi ke dalam 10 bab. Buku ini berisi catatan-catatan kritisnya kepada pemerintah sejak Oktober 2019, ketika pasangan Jokowi-Ma’ruf dilantik.

Fadli memang selalu kritis kepada Jokowi. Tahun 2014, Fadli ketika Jokowi-Jusuf Kalla memerintah, Fadli segera menulis buku 100 Janji Jokowi-JK. Buku itu bergambar boneka yang mirip Jokowi.

Fadli yang pernah menyerap ilmu di Amerika dan Inggris memang berjiwa demokrat. Ia ingin kebebasan berpendapat di tanah air dijamin sepenuhnya. Ia juga ingin bahwa masyarakat Islam di Indonesia dijamin hak-haknya dan tidak dizalimi.

Fadli juga berjiwa pemberani. Kali ini nampaknya keberaniannya membentur dengan Prabowo dan petinggi partainya. Apa yang terjadi selanjutnya? Wallahu alimun hakim. []

Nuim Hidayat, Dosen Akademi Dakwah Indonesia, Depok.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button