Semester Pertama 2024 KFC Indonesia Rugi Rp348,83 Miliar
Jakarta (SI Online) – Perusahaan restoran siap saji KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) menderita kerugian yang semakin dalam pada paruh pertama atau semester pertama 2024 ini.
Perusahaan mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp348,83 miliar atau melonjak 6.168,2 persen secara tahunan dari rugi semester pertama 2023 yang sebesar Rp5,56 miliar.
Kerugian mendalam perseroan ini seiring dengan menurunnya pendapatan sepanjang kuartal II 2024 sebesar Rp2,48 triliun atau turun dibanding periode sama pada tahun 2023 yang sebesar Rp3,1 triliun.
Jika dirinci, pendapatan KFC Indonesia berasal dari makanan dan minuman Rp2,46 triliun di semester I 2024, turun dari periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp3,1 triliun.
Kemudian pos komisi dan penjualan konsinyasi juga turun menjadi Rp10,45 miliar. Perusahaan memperoleh penerimaan pendapatan komisi atas penjualan konsinyasi CD dari PT Jagonya Musik dan Sport Indonesia.
Serta, pendapatan dari jasa layanan antar tercatat sebesar Rp956,79 juta. Dari pendapatan tersebut terdapat potongan penjualan Rp186,27 juta.
“Selama periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2024 dan 2023, tidak ada pendapatan dari pelanggan secara individual yang melebihi 10 persen dari total pendapatan,” kata manajemen dikutip dari laporan keuangan, Rabu (31/07), seperti dilansir Kumpara.com.
Rugi yang membengkak juga dipengaruhi oleh beban operasi lain yang naik signifikan dari Rp10 miliar di semester I 2023 menjadi Rp22,07 miliar di semester I 2024.
Kemudian beban pengadilan operasi lain juga turun menjadi Rp23,62 miliar di enam bulan pertama tahun ini, dari Rp31,62 miliar.
Tercatat Kas (uang tunai) dan setara kas perusahaan juga mengalami penurunan sepanjang kuartal II 2024 menjadi Rp162,8 miliar dibanding periode sama pada tahun sebelumnya Rp208,8 miliar.
Jumlah liabilitas atau beban utang yang harus dibayar perseroan mengalami kenaikan sepanjang kuartal II 2024 menjadi Rp3,5 triliun dibanding periode sama pada tahun sebelumnya Rp3,1 triliun.