LAPORAN KHUSUS

Soekarno Anti Ahmadiyah dan Rotary

Dan Tafsir Qur’an buatan Muhammad Ali, walaupun ada beberapa pasal yang saya tidak setujui di dalamnya, adalah banyak juga menolong kepada penerangan bagi saya. Memang umumnya saya mempelajari Islam itu, tidak dari satu sumber saja, tetapi banyak sumber yang saya datangi dan minum airnya.

Buku-buku Muhammadiyah, buku-buku Persatuan Islam, buku-buku Penyiaran Islam, buku-buku Ahmadiyah, buku-buku dari India dan Mesir, buku-buku dari Inggris dan Jerman, tafsir-tafsir bahasa Belanda dan Inggris, buku-buku dari lawan-lawan Islam (Snouck Hurgronje, Becker, Dozy, Hartman, dls), buku-buku dari orang bukan Islam, tapi yang simpati dengan Islam, semua itu menjadi material bagi saya. Ada beberapa ratus yang saya pelajari itu. Inilah satu-satunya jalan yang memuaskan kepada saya di dalam saya punya studi itu.

Dan mengenai Ahmadiyah, walaupun beberapa pasal di dalam mereka punya visi saya tolak dengan yakin, toh pada umumnya ada mereka punya “features” yang saya setujui, mereka punya rasionalisme, mereka punya kelebaran penglihatan (broadmindedness), mereka punya modernisme, mereka punya hati-hati terhadap hadits, mereka punya “streven Qur’an sahaja dulu, mereka punya systeematische aaneemlijk making van den Islam. Buku-buku seperti “Het Evangelie van Daad”  tidak saya asal menyebutnya “brilian”, berfaedah sekali bagi semua orang Islam.

Maka oleh karena itulah, saya walaupun ada beberapa pasal dari Ahamadiyah tidak saya setujui, dan malahan saya tolak, misalnya mereka punya “pengeramatan” kepada Mirza Ghulam Ahmad, dan mereka punya kecintaan kepada imprealisme Inggris! Toh, merasa wajib berterimakasih atas faedah-faedah dan penerangan-penerangan yang saya telah dapatkan dari mereka punya tulisan-tulisan yang rasionil, modern, broadmindedness, dan logis itu.

Bagi bagian fikih, terutama sekali Persatuan Islam-lah yang menjadi saya punya penuntun. Memang Persatuan Islam (Persis, red) adalah sangat sekali tinggi duduknya di dalam saya punya simpati. Kalau umpanya  saya mesti menyebutkan cacat Persatuan Islam (Persis, red) maka saya akan katakan: Persatuan Islam itu ada mempunyai neiging kepada sektarianisme.

Alangkah baiknya kalau Persatuan Islam bisa mengenyahkan neiging yang kurang baik ini, kalau memang benar ada neiging itu!

Islam adalah satu agama yang luas, yang menuju kepada persatuan manusia. Agama Islam hanyalah bisa kita pelajari sedalam-dalamnya, kalau kita bisa membukakan semua pintu-pintu budi akal kita bagi semua pikiran-pikiran dan keyakinan-keyakinan yang berhubungan kepadanya, dan yang harus kita saring dengan saringnya Qur’an dan Sunnah Nabi Saw.

Jikalau benar-benar kita saring kita punya keagamaan itu dengan saringan pusaka ini, dan tidak dengan saringan lain, walau dari imam manapun jua, maka dapatlah kita satu Islam yang tidak berkotoran bid’ah, yang tidak berisi takhayul sedikit juapun, yang tiada “keramat-keramatan”, yang tiada kolot dan mesum, yang tidak “handramautisme”, yang selamanya “up to date”, yang rasionil, yang gampang, yang cinta kemajuan kecerdasan dan “broadminded”, yang hidup, yang levend.

Itulah tuan-tuan redaktur yang terhormat, saya punya keterangan yang singkat berhubung dengan kabar kurang benar dari tuan punya reporter, bahwa saya sudah mendirikan cabang Ahmadiyah atau menjadi propagandis Ahmadiyah. Moga-moga cukuplah keterangan yang singkat ini, buat mengasih tahu kepada siapa yang belum tahu, bahwa saya bukan seorang Ahmadiyah.

Tapi hanya seorang pelajar agama yang sudah nyata bukan kolot dan bukan pun seorang pengikut yang taklid saja.

Terima kasih, tuan-tuan redaktur!

Soekarno

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button