DAERAH

Sudirman Ingin Ubah Stigma Jateng Kandang Banteng Jadi Rumah Santri

Brebes (SI Online) – Calon Gubernur nomor urut dua Jawa Tengah, Sudirman Said, berharap ke depan Provinsi Jawa Tengah menjadi rumah bersama, salah satunya adalah rumah para santri.

Hal tersebut disampaikan pria yang akrab disapa Pak Dirman ini saat bersilaturahmi dengan pengurus dan para santri Pondok Pesantren Al-Falah, Songgom, Kabupaten Brebes, Sabtu (19/5/2018).

“Saya ingin mengawali silaturahmi disini dengan sebuah pertanyaan, apa betul Jateng ini kandang banteng? Karena faktanya, ternyata jumlah pesantrennya sangat banyak, ada 5800 pesantren, dimana-mana muncul simbol keagamaan,” katanya.

Dia menyebut bahwa dirinya bersama Calon Wakil Gubernur Ida Fauziyah berharap kedepan Jateng menjadi rumah santri.” Mari kita menggeser stigma, pandangan, bahwa Jateng bukan kandang banteng. Ini adalah rumah bersama, rumah orang beriman, rumah santri dan rumah orang beragama,” ujar Pak Dirman.

Dikatakan Pak Dirman, ada beberapa alasan mengapa dia memiliki harapan tersebut, diantaranya jika umat dan para santri masih terpinggirkan, hal tersebut tidak baik bagi pembangunan di Jateng.

“Ini kesempatan baik, suasana ini bisa dirubah, selama umat masih terpinggirkan, tidak mengontrol kebijakan tidak mengontrol anggaran, tidak mengontrol policy keputusan, itu tidak baik,” jelas Menteri ESDM RI periode 2014-2016 tersebut.

Salah satu hal yang disorot Pak Dirman, adalah perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Tengah saat ini yang dinilai masih minim perhatian terhadap pendidikan Islam, salah satunya pesantren.

”Saat ini, perhatian pada pendidikan Islam terbatas, sehingga, kalau memimpin Jateng, dengan ridha Allah Swt, kami berkomitmen untuk memfokuskan pembangunan Jateng pada pembarungan manusia, cerdas, sehat, berakhlak mulia, salah satunya lewat pesantren dan pendidikan Islam,”jelasnya lagi.

Menurut mantan Direktur Utama PT PINDAD ini, perkara pembangunaun infrastruktur yang keras bisa dilakukan belakangan, karena yang utama adalah pembangunan manusia.

“Perkara semen, goron-gorong jalan raya itu bisa dicapai belakangan, Kalau kita ngebut di urusan infrastruktur keras, tetapi manusianya buakn manusianya berdaya, bukan manusia yang punya akhlak, keterampilan, maka pembangunan fisik sebesar apapun akan hancur,”papar Pak Dirman.

Sebagai upaya untuk mewujudkan hal tersebut, imbuh Pak Dirman lagi, dirinya bersama Ida Fauziyah memiliki tiga misi utama pembangunan Jateng, yakni mengurangi kemiskinan, separo jumlahnya menjadi 6 persen, kemduian yang kedua menciptakan lima juta lapangan kerja, dan yang ketiga adalah membangun pemerintahan bersih.

“Salah satu yang menjadi problem kita saat ini adalah korupsi, tepat dikatakan di berbagai media korupsi adalah urusan gawat kita, itu yang akan kita selesaikan, membangun pemerintahan bersih dari korupsi, sehingga saya meminta doa restu, terus berjuang menuju hari penting Rabu 27 Juni 2018, ”pungkasnya.

red: shodiq ramadhan

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA
Close
Back to top button