OPINI

Tolak, Perempuan Tidak Butuh RUU P-KS!

Proyek Asing Membidik Islam

Tingginya angka kekerasan seksual pada perempuan yang menjadi latar belakang RUU ini, juga sejatinya hanya mengada-ada. Mengingat, tak ada satupun negara yang terlepas dari kasus kejahatan kekerasan seksual hingga hari ini. Maka tak dapat dipungkiri aroma pesanan asing amat melekat pada proyek ini.

Fakta berbicara maraknya kasus kekerasaan seksual di dunia, sejatinya tak terlepas dari eksistensi sistem kapitalisme. Diskriminasi ciptaan kapitalisme telah menggiring perempuan untuk meninggalkan fitrahnya. Sementara virus liberalisme telah merenggut kehormatan perempuan. Menjadikan perempuan sebagai objek kekerasan dan pelecehan seksual. Tak heran bila tren angka kekerasan perempuan terus meningkat. Sementara solusi kaum feminis tak menuntaskan persoalan yang ada. Sebaliknya menimbulkan problematika baru yaitu legalisasi aborsi, menyuburkan seks bebas dan maraknya LGBT.

Agenda CEDAW (Convention on The Elimination of All Forms of Discrimination against Women) atau Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita, sejatinya merupakan konvensi yang melatarbelakangi munculnya RUUP-KS. CEDAW yang sarat nilai-nilai sekularisme Barat ini, disinyalir sebagai solusi terhadap problem diskriminasi yang menimpa perempuan dunia. Tak terkecuali Indonesia. Maka tak heran bila tiap kali aturan beraroma gender menyeruak, tak terlepas dari kepentingan sekularisasi dan liberalisasi ala feminis.

Sekularisasi dan liberalisasi ini pun membidik tatanan ajaran Islam. Sebab kaum feminis menganggap paradigma patriarki dalam Islam menjadi akar munculnya diskriminasi pada perempuan. Mereka pun tak hanya berambisi menghancurkan keluarga lewat isu kesetaraan gender. Mereka juga berambisi mengubah paradigma patriarki ini dalam konstruksi sosial masyarakat Indonesia.

Tujuan tersebut akan terealisasi dengan menanamkan liberalisasi, merusak harmoni relasi dan menikam syariah Islam. Salah satu pelaksanaan strategi itu adalah melaksanakan apa yang termuat dalam CEDAW. Bisa jadi RUUP-KS yang sekarang digodok di DPR sudah diperhalus muatan serangannya terhadap Islam. Namun, bisa jadi proyek ini akan menjadi target antara proyek-proyek liberal lainnya.

Islam Melindungi dan Memuliakan Perempuan

Islam adalah agama yang diturunkan untuk rahmat seluruh alam. Tiada lain sebagai solusi seluruh problematika manusia. Islam bukan ideologi reaktif yang baru memunculkan regulasi saat muncul persoalan. Islam adalah ideologi paripurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Tak terkecuali dalam menjaga keteraturan relasi antar manusia sesuai fitrahnya.

Pandangan Islam yang ideal dan proporsional terhadap relasi laki-laki dan perempuan sesuai fitrah, tak hanya melahirkan kebaikan. Tapi juga perlindungan antara keduanya, terutama terhadap perempuan. Mulai dari level individu hingga negara. Baik secara preventif maupun kuratif.

Secara preventif, di level individu, Islam mewajibkan seorang Muslimah menutup aurat secara syar’i dengan jilbab dan kerudung (QS.[24]:31). Tujuannya tidak lain agar mereka lebih mudah untuk dikenal (sebagai Muslimah), sehingga mereka tidak diganggu (QS. [33]:59).

Dalam ranah sosial, sistem pergaulan Islam yang mengatur interaksi perempuan dan laki-laki, mewajibkan keduanya untuk menahan pandangan, bila melihat aurat ataupun syahwatnya terbangkitkan sekalipun tidak melihat aurat (QS.[24]:30). Sistem sosial ini terpadu dengan sistem pendidikan dan sistem lainnya.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button