OPINI

UU ITE Alat Bungkam Kritik, Bukti Rezim Represif?

Kasus Ahmad Dhani semakin mengukuhkan tudingan pemerintah sebagai rezim represif. Di lain pihak menjadi gambaran hukum tebang pilih. Tajam ke oposisi, tumpul ke kawan politik. Sebab nyaris banyak oposisi yang dijebloskan ke penjara hanya karena mereka lugas mengritik. Sementara banyak kawan sekubu yang lolos dari jerat hukum padahal jelas melanggar hukum.

Inilah fakta miris demokrasi. Undang-undang dibuat bukan sebagai wadah nalar kritis. Sebaliknya disalahgunakan untuk mengkebiri Si Kritis. Menjadi ancaman bagi penyuara keadilan dan kebenaran. Rakyat pun dihantui ketakutan untuk bersuara lantang. Sebab sedikit kritikan dapat berbuah penjara.

Kritikan tak lagi ditanggapi secara bijak. Sebaliknya dianggap pencemaran nama baik dan ujaran kebencian. Hukum akhirnya menjadi milik yang berkuasa dan penguasa. Membuat penegakan hukum menjadi mandul.

Di lain pihak, sikap anti kritik dan represif makin tampak. Semata-mata ditujukan untuk meraih dan melanggengkan kekuasaan. Bukan untuk kepentingan rakyat. Maka, jangan harap demokrasi yang diagung-agungkan rezim ini akan mampu melayani dan mengurusi kepentingan rakyat.

Bercermin dari paparan di atas. Tentunya akan berbeda ketika sistem politik dan kepemimpinan Islam tegak. Dalam Islam menjadi kewajiban negara dan penguasa melayani dan mengurusi rakyat. Keadilan pun akan tegak dan dijunjung tinggi dalam naungan hukum Islam.

Khalifah pun membuka luas pintu-pintu muhasabah. Sebab memang menjadi hak rakyat untuk mengkritik penguasa. Tentunya dengan mekanisme yang diatur sesuai hukum syara. Bahkan aktivitas muhasabah kepada penguasa zalim, Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam sebut sebagai jihad yang paling utama.

Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad: “Dari Abu Said Al Khudri, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Jihad yang paling utama adalah mengutarakan perkataan yang adil di depan penguasa atau pemimpin yang zalim.”

Selain itu Islam juga menuntun umatnya untuk saling menasihati. Tak terkecuali kepada pemimpin dan penguasa. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam: “Agama itu nasihat, Agama itu nasihat, Agama itu nasihat.” Mereka bertanya, ‘Untuk siapakah, ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin-pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin secara keseluruhan’.” (HR. Muslim).

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button