Bulan Sabit, Simbol Kemanusiaan dan Hijrah Menuju Kebaikan
Jakarta (SI Online) – Guru Besar UIN Jakarta Prof Sukron Kamil hadir dalam diskusi bertemakan “Jejak Bulan Sabit, dari Kesultanan hingga Lambang Kemanusiaan” di panggung utama Islamic Book Fair di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Kamis (27/2/2020).
Di acara yang digelar oleh lembaga Kemanusiaan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) itu, Sukron memaparkan sejarah lambang bulan sabit.
Dalam pemaparannya ia menjelaskan mengapa lambang bulan sabit banyak digunakan oleh organisasi Islam. “Dahulu di masa Umar bin Khattab bulan sabit menanda sejarah bulan baru, saat itu dipengaruhi inspirasi hijrah Nabi dan para sahabat ke Madinah,” ungkapnya.
Pada masa-masa berikutnya, logo bulan sabit juga digunakan sebagai simbol kekhilafahan terakhir Turki Utsmani. “Dari Khilafah yang berpusat di Turki itulah pengaruhnya sampai ke nusantara, dan yang awal menggunakan simbol tersebut adalah Aceh dengan bendera alam peudeungnya. Selain itu, hampir semua kerajaan Islam di Indonesia juga menggunakan logo bulan sabit,” jelas Sukron.
Kemudian dari kerajaan, bulan sabit juga digunakan pada masa berikutnya oleh organiasi Islam pertama yaitu Syarikat Islam.
“Namun dalam bahasa simbol, yang paling penting maknanya, kenapa digunakan dan apa motifnya? Bulan sabit digunakan oleh pergerakan Islam sebagai tanda kemanusiaan dan tanda perubahan dari kegelapan menuju cahaya Islam, hijrah menuju kebaikan,” tandas Sukron.
Selain Sukron, hadir pula narasumber lain yaitu Sejarawan Prof Ahmad Mansyur Suryanegara. Dalam momen tersebut, BSMI juga menggelar acara pelantikan pengurus Provinsi DKI Jakarta serta pengurus tingkat Kota se-DKI Jakarta.
red: adhila