China Diduga Lakukan Genosida terhadap Muslim Uighur
Washington (SI Online) – Sebuah lembaga bernama Simon-Skjodt Center for the Prevention of Genocide dari Museum Holocaust yang berbasis di Washington mengungkapkan adanya upaya genosida terhadap Muslim Uighur di China.
Dilansir Anadolu Agency pada Rabu (10/11) dikabarkan bahwa China telah mengintensifkan tindakan keras terhadap etnis minoritas Muslim Uighur ke tingkat yang mungkin memenuhi syarat disebut sebagai genosida, demikian menurut laporan Simon-Skjodt Center pada Selasa.
Dalam laporan itu diungkapkan bahwa China tidak hanya melakukan penghapusan agama dan budaya Uighur di wilayah Xinjiang, barat laut China.
Beijing malah menerapkan kebijakan yang dimaksudkan untuk membatasi populasi dengan sterilisasi paksa untuk penempatan alat kontrasepsi (IUD) yang diamanatkan, dan pemisahan masyarakat secara jenis kelamin melalui penahanan massal, menurut museum.
Museum sebelumnya menetapkan China telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan yang menargetkan orang-orang Uighur.
Di suatu tempat antara satu hingga tiga juta orang Uighur telah “ditahan secara sewenang-wenang” dan dipenjara di penjara negara itu, yang telah digambarkan sebagai “kamp konsentrasi,” kata laporan tersebut.
Selain itu, diperkirakan jumlah orang yang sama menjadi sasaran sterilisasi paksa, penyiksaan, kekerasan seksual dan kerja paksa.
Angka pasti sulit ditentukan sebagian karena ketidakjelasan China dalam urusan terkait tindakan kerasnya di sana dan laporan tersebut mencatat bahwa Beijing “dengan sengaja terus menghalangi aliran informasi mengenai tindakannya terhadap Uighur di Xinjiang.”
“Mengingat skala kejahatan kekejaman serta tantangan yang melekat dalam menghadapi kejahatan yang dilakukan oleh negara kuat, masyarakat internasional perlu mengoordinasikan upaya mereka dan memprioritaskan perlindungan komunitas Uighur dari kejahatan ini,” lanjut laporan itu.
Naomi Kikoler, direktur Museum Simon-Skjodt Center, mengatakan kampanye anti-Uighur China mengkhawatirkan dalam skala besar.