Daarul Qur’an Wisuda 588 Santri Tahfizh Nasional
Jakarta (SI Online) – Daarul Qur’an kembali menggelar Wisuda Tahfizh Nasional (WTN) pada 2024. Ini tahun ke sembilan sejak WTN pertama kali berlangsung pada 2015 silam. Seperti biasanya, WTN digelar di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, Ketapang, Tangerang, Banten pada Ahad, 23 Juni 2024.
WTN sendiri merupakan ajang pengukuhan bagi para penghafal Qur’an yang telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an mulai dari 5 juz sampai 30 juz. Pada 2024 ini, ada 588 peserta yang mengikuti perhelatan ini. Sebelumnya para peserta harus mengikuti ujian yang dilaksanakan oleh Biro Tahfizh Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, para peserta harus bisa memenuhi beberapa metode untuk lulus dan mengikuti wisuda.
Para peserta berasal dari Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an di seluruh Indonesia, rumah-rumah tahfizh dan mahasiwa Institut Daarul Qur’an. Turut hadir Pimpinan Umum Daarul Qur’an KH. Yusuf Mansur dan pimpinan lainnya serta para Masyayikh dari sejumlah negara.
Hadir juga dalam kesempatan ini Komjen Pol. (Purn) Anton Bachrul Alam, dan Marsekal Pertama (Purn) Sugiharto. Keduanya pun senang melihat banyaknya anak muda yang berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur’an.
“Saya rasa ini hal positif. Di tengah banyaknya pilihan kegiatan pada generasi muda, tapi masih ada yang memilih untuk menghafal Al-Qur’an, dengan jumlah yang sangat banyak juga. Ini sangat perlu diapresiasi dan dikembangkan juga di banyak tempat” ujar Anton yang pernah menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur dan Kadiv Humas Polri.
“Mari bersyukur kepada Allah kita dipilih untuk belajar dan mengajarkan Al-Qur’an. Sungguh ini adalah sebuah nikmat yang besar sekali. Siapapun yang menjalani hidupnya dengan dan bersama Qur’an. Insyaallah keberkahan terus mengalir,” ujar KH. Yusuf Mansur.
Dalam kesempatan ini Wirda Mansur, putri pertama KH. Yusuf Mansur, mengisahkan perjalanannya sepulang dari menunaikan ibadah haji berbekal undangan dari Kerajaan Saudi Arabia.
Dalam pesannya, Kak Wirda mengingatkan kepada para santri untuk tetap menjaga hafalan dan selalu dekat dengan Al-Qur’an, karena nantinya Al-Qur’an akan menempelkan keberkahannya pada siapa saja yang kerap membaca, menghafal dan menjaganya.
Sejumlah santri dan santriwati juga menorehkan prestasi luar biasa dalam acara ini. Seperti Helmi Zakia Ulfa, seorang santriwati dari Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Takhassus Banyuwangi yang menjadi peserta terbaik 30 juz.
“Semoga dengan hafalan Qur’an, saya bisa menaikkan derajat orang tua dan menolong saudara-saudara saya di surga nanti,” harapnya.
Pun dengan Salwa (13), santriwati tunanetra yang juga telah menyelesainkan hafalan Qur’an. Ia pun mendapat peringkat 2 nasional kategori 30 Juz Rumah Tahfizh.