Gangguan Kejiwaan, Kenali Gejala Awalnya untuk Pencegahan
Jakarta (SI Online) – Penting mengenali gejala awal gangguan kejiwaan untuk mencegah kondisi yang lebih serius.
Hal itu diungkapkan Ketua Ikatan Psikologi Klinis Himpunan Psikologi Kalimantan Timur Ayunda Ramdhani, Ahad lalu.
“Seringkali istilah seperti orang dengan gangguan jiwa digunakan dengan nada negatif. Padahal, yang penting adalah pencegahan dan penanganan dini,” ujar Ayunda seperti dilansir ANTARA.
Menurutnya, apabilasudah merasakan tanda-tanda awal, masyarakat harus segera mencari bantuan agar gejala tersebut tidak semakin parah.
Adv: Untuk mendapatkan informasi seputar dunia kefarmasian di daerah, Anda dapat mengunjungi pafiandolo.org
Ayunda mengingatkan,stigma negatif terhadap gangguan jiwa masih menjadi kendala besar dalam penanganan masalah kesehatan mental.
Menurut dia ada tiga aspek utama yang harus diperhatikan untuk mengenali gejala awal gangguan kejiwaan, yakni cara berpikir, perasaan atau emosi, dan perilaku seseorang.
“Kita perlu memperhatikan bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan bertindak. Jika ada yang tidak seperti biasanya, itu bisa menjadi tanda awal gangguan kejiwaan,” jelasnya.
Contoh gejala yang perlu diwaspadai termasuk kecemasan berlebihan, pikiran negatif terus-menerus, ketakutan akan sesuatu yang belum atau sudah terjadi (overthinking), serta perubahan perilaku seperti menarik diri dari lingkungan, tidak mau bersosialisasi, dan penurunan produktivitas dalam pekerjaan atau pendidikan.
“Bila seseorang mulai mengalami sulit tidur dan perubahan perilaku lainnya, sudah saatnya untuk berkonsultasi dengan psikolog,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan dari lingkungan sekitar. Dukungan pertemanan sangat membantu. Misalnya, jika teman-teman yang bersangkutan peka dan menyarankan untuk datang ke psikolog, itu sangat positif.
“Sebaliknya, jika teman-teman tidak peduli, itu justru bisa memperburuk keadaan,” jelasnya.
Selain orang dewasa, anak-anak juga rentan mengalami masalah kejiwaan. Oleh karena itu, orang tua harus peka terhadap perubahan perilaku anak.